Perang yang sedang terjadi antara Israel dan Hamas masih berlanjut. Israel terus melakukan serangan udara ke Gaza yang dikuasai oleh Hamas, bahkan selama 24 jam. Negeri Yahudi juga berjanji untuk meningkatkan serangan terhadap daerah tersebut. Namun, korban sipil terus bertambah.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 5.000 orang tewas sejak serangan udara Israel dimulai sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas dua minggu lalu. Dalam 24 jam terakhir, Israel melakukan 300 serangan lagi. Dari jumlah korban tewas tersebut, sekitar 2.000 adalah anak-anak.
Total korban tewas dalam perang antara Hamas dan Israel mencapai 6.493. Ini termasuk korban jiwa di Gaza (lebih dari 5.000), Tepi Barat (93), dan Israel sendiri (1.400). Selain itu, sekitar 14.254 orang di Gaza dilaporkan terluka.
Hamas telah membebaskan dua orang sandera yang diketahui bernama Nurit Cooper dan Yochved Lifshitz. Mereka dibebaskan melalui perantara pemerintah Mesir dan Qatar. Total sandera yang dikendalikan Hamas diperkirakan sekitar 222 orang.
Ada juga berita bahwa konvoi 20 truk bantuan telah masuk ke Gaza melalui Penyeberangan Rafah. Truk-truk tersebut membawa pasokan medis, makanan, dan air. Tujuannya adalah untuk memastikan pasokan bantuan terus mengalir ke Gaza, meskipun kemungkinan invasi darat Israel dapat mempersulit proses tersebut.
Turki juga mengirimkan lebih banyak pasokan bantuan ke Gaza, sementara Bulan Sabit Merah Mesir juga mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui perbatasan Rafah.
Perang antara Israel dan Hamas juga telah melibatkan pasukan darat. Hamas melaporkan bahwa mereka telah melawan pasukan Israel yang melakukan penyusupan ke Gaza. Satu tentara Israel dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.
Selain itu, Israel juga dilaporkan menangkap banyak warga Palestina di Tepi Barat dan Hebron. Lebih dari 1.200 warga Palestina telah ditangkap sejak tanggal 7 Oktober.
Militer Israel juga melancarkan serangan udara ke sebuah masjid di Tepi Barat, yang menewaskan sedikitnya dua orang. Serangan ini disebut oleh pejabat Palestina sebagai “eskalasi berbahaya”.
Amnesty International mengutuk Inggris karena tidak mengutuk pelanggaran hak asasi manusia Israel di Gaza, sedangkan Josep Borrell menggemakan seruan PBB untuk melakukan gencatan senjata demi memasukkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
AS juga mengirimkan lebih banyak aset militer ke Timur Tengah untuk menahan kelompok pendukung Hamas di Lebanon dan Suriah. Sedangkan, China dikabarkan telah menempatkan enam kapal perangnya di Timur Tengah.
Perang antara Israel dan Hamas terus berlanjut, sementara korban sipil terus bertambah.