Perang Hamas Vs Israel: Korban Tewas Mencapai 8.000 dalam 7 Update

by -152 Views

Perang antara Israel dan kelompok Hamas dari Palestina telah memasuki hari ke-19. Konflik dan serangan saling terjadi antara kedua belah pihak, tidak hanya di Jalur Gaza tetapi juga di wilayah Tepi Barat. Selain itu, kelompok lain seperti Hizbullah dari Lebanon juga terlibat dalam pertempuran di perbatasan negara.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa sebanyak 6.546 orang, termasuk 2.704 anak-anak, telah tewas di Gaza akibat perang ini. Sedangkan korban tewas di wilayah Tepi Barat mencapai 103 jiwa, termasuk 30 anak-anak dan 1 perempuan. Militer Israel melaporkan bahwa sebanyak 1.405 jiwa, termasuk 308 anggota militer dan 58 anggota kepolisian mereka, telah tewas selama perang ini berlangsung dari tanggal 7 hingga 25 Oktober.

Terdapat juga 25 jurnalis yang dilaporkan tewas saat meliput perang Israel, dengan jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh mencapai 21 orang sejak tanggal 7 Oktober. Tiga jurnalis Israel dan satu jurnalis Lebanon juga tewas dalam konflik tersebut. Untuk korban luka-luka, Israel melaporkan ada 5.431 orang yang terluka, sementara korban luka di Gaza mencapai 16.297 orang (termasuk 2.000 anak-anak dan 1.400 perempuan) dan 1.828 orang di Tepi Barat. Terdapat juga sebanyak 218 orang yang hilang atau menjadi sandera di Israel, lebih dari 1.500 orang yang hilang di Gaza (termasuk 830 anak-anak), dan 1.215 orang yang ditahan di Tepi Barat.

Israel menuntut agar Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengundurkan diri setelah memberikan pidato dan pernyataan terkait perang Israel di Gaza beberapa waktu lalu. Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut pidato tersebut “mengejutkan” dan “tidak bermoral”. Israel juga menolak mengeluarkan visa untuk kepala urusan kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, sebagai akibat dari komentar Guterres di Dewan Keamanan PBB.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membatalkan rencana perjalanannya ke Israel karena menganggap Israel memanfaatkan niat baik Turki. Erdogan juga menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata antara pasukan Israel dan Palestina, serta menyebut Hamas bukanlah kelompok teroris.

Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (Unctad) melaporkan bahwa dua pertiga penduduk Gaza hidup dalam kemiskinan, dengan tingkat pengangguran sebesar 45%. Unctad menyebut bahwa blokade yang berlangsung selama puluhan tahun telah memberikan dampak besar terhadap perekonomian Gaza, sehingga aliran bantuan bagi penduduknya berkurang.

Lebih dari sepertiga rumah sakit di Gaza, sebanyak 12 dari 35 rumah sakit dan hampir dua pertiga klinik kesehatan, 46 dari 72 klinik, telah ditutup akibat serangan atau kekurangan bahan bakar. Situasi ini terjadi karena blokade total Israel yang menghancurkan fasilitas kesehatan di Palestina.

Pemimpin Hizbullah Lebanon bertemu dengan pemimpin tertinggi Hamas dan Jihad Islam untuk membahas aliansi mereka dalam mencapai kemenangan bagi perlawanan di Gaza dan Palestina. Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, wakil ketua Hamas, Saleh al-Arouri, dan ketua Jihad Islam, Ziad al-Nakhala, melakukan pertemuan tersebut.

Israel juga dilaporkan menyerang Suriah, menewaskan delapan tentara di Suriah selatan. Tentara Israel menyatakan bahwa serangan itu dilakukan sebagai respons terhadap tembakan roket pada hari sebelumnya.

Perang ini telah menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, termasuk rumah sakit dan klinik kesehatan di Gaza. Situasi ekonomi kemiskinan di Gaza juga semakin parah akibat blokade yang dilakukan selama puluhan tahun.