Krisis Gaza Memburuk, Kamp Pengungsi Terserang Serangan dari Israel

by -198 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi di Gaza, Palestina, semakin memburuk. Pengeboman terus terjadi tanpa henti selama lebih dari 24 jam, mulai dari Selasa hingga Rabu (1/11/2023).

Mengutip laporan Reuters, serangan baru Israel dilakukan termasuk ke kamp pengungsi. Dilaporkan bahwa rudal Israel menghantam kamp pengungsi padat penduduk di Gaza Utara, Jabalia.

Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Richard Hecht, membenarkan serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia kepada CNN International. Ia mengatakan serangan itu menargetkan “seorang komandan senior Hamas di daerah itu”. “Kami sedang menyelidikinya dan akan mengeluarkan lebih banyak data seiring dengan kami mempelajari apa yang terjadi di sana,” katanya.

Serangan Israel semakin gencar dilakukan setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menolak seruan internasional untuk “jeda kemanusiaan” dalam pengiriman bantuan darurat kepada warga sipil yang menderita akibat kekurangan makanan, obat-obatan, air minum, dan bahan bakar. Bahkan, Netanyahu berjanji melanjutkan rencananya untuk memusnahkan Hamas meskipun korban warga Gaza semakin banyak.

Para pejabat di Rumah Sakit Indonesia di Gaza melaporkan bahwa lebih dari 50 warga Palestina tewas dalam serangan terbaru tersebut, sementara 150 lainnya luka-luka. “Keadaan semakin buruk setiap jamnya,” tulis laporan koresponden Al-Jazeera. “Setiap keluarga memiliki seseorang yang terbunuh atau terluka. Berita tentang orang yang terbunuh tidak pernah berakhir,” tambahnya.

Rekaman yang diperoleh Reuters menunjukkan serangkaian kehancuran, dengan kawah bom yang mendalam dan bangunan semen bertingkat yang hancur. Orang-orang terlihat menggali tumpukan puing dengan tangan mereka untuk mencari orang-orang terkasih, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Petugas medis mengatur korban yang tewas dengan terbungkus kain putih dalam antrean panjang di luar rumah sakit yang terletak di kota Beit Lahiya. Sementara itu, korban luka, termasuk anak-anak yang menangis, dilarikan ke dalam rumah sakit untuk mendapatkan perawatan di tengah kekacauan.

Pernyataan dari pihak Hamas mengatakan bahwa ada total 400 orang tewas dan terluka di Jabalia. Daerah ini telah menampung keluarga pengungsi sejak perang dengan Israel pada tahun 1948.

Pada hari yang sama, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan perlindungan untuk warga sipil yang terperangkap dalam konflik. Ia menekankan pentingnya perilaku proporsional dan tindakan pencegahan oleh semua pihak. “Hukum humaniter internasional menetapkan aturan yang jelas dan tidak dapat diabaikan. Ini bukanlah menu a la carte dan tidak dapat diterapkan secara selektif,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan.

Sejak 7 Oktober, setidaknya lebih dari 8.000 warga Gaza telah tewas akibat serangan Israel. Dilaporkan bahwa lebih dari 2.000 korban tewas adalah anak-anak.

Artikel Selanjutnya:
Gawat! PBB Ungkap Air Jadi Urusan Hidup & Mati di Gaza