Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan gencatan senjata Israel di Gaza akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali dan melakukan serangan lebih lanjut. Namun, dia menambahkan bahwa Israel harus mengambil “setiap tindakan yang mungkin” untuk mencegah jatuhnya korban sipil di daerah kantong tersebut.
Blinken melontarkan komentar tersebut pada Sabtu di Yordania setelah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Arab, yang menginginkan pertempuran segera dihentikan. Mereka menuduh Israel melakukan kejahatan perang.
“Kami tidak menerima bahwa ini adalah pembelaan diri,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi pada konferensi pers dengan Blinken setelah pembicaraan tersebut, yang juga melibatkan Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Mesir.
Safadi menggambarkan konflik tersebut sebagai “perang yang berkecamuk yang menewaskan warga sipil, menghancurkan rumah mereka, rumah sakit, sekolah, masjid, dan gereja mereka.”
“Hal ini tidak dapat dibenarkan dengan dalih apa pun dan tidak akan membawa keamanan bagi Israel, tidak akan membawa perdamaian di kawasan,” katanya, dilansir BBC.
Ada kekhawatiran bahwa perang tersebut dapat menarik aktor-aktor regional lainnya dan menyebabkan destabilisasi di Timur Tengah.
Blinken, yang menyerukan jeda kemanusiaan dalam pertempuran dibandingkan gencatan senjata, mengatakan bahwa meskipun AS tidak setuju dengan para pemimpin Arab mengenai beberapa cara untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut, tujuan mereka tetap sama.
“Kita semua memahami bahwa kita tidak hanya mempunyai kepentingan, namun juga tanggung jawab untuk melakukan segala yang kita bisa untuk memetakan jalan ke depan yang lebih baik bersama-sama,” ujarnya.
Adapun Israel mulai membom Gaza setelah Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang di Israel dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. Lebih dari 200 orang diculik dan mayoritas masih disandera.
Setidaknya 9.488 orang telah terbunuh di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Perjalanan Blinken ke Yordania terjadi sehari setelah dia mengunjungi Israel untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengatakan tidak akan ada jeda kemanusiaan sampai semua sandera Israel dibebaskan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memfokuskan serangannya di bagian utara Gaza, menyusul peringatan berulang kali agar warga sipil meninggalkan wilayah tersebut.
Sebanyak 400.000 warga sipil masih berada di wilayah tersebut, menurut utusan khusus AS untuk masalah kemanusiaan Timur Tengah, David Satterfield.
IDF juga melancarkan serangan di wilayah selatan dan PBB telah memperingatkan bahwa tidak ada wilayah di Gaza yang aman.