Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan bahwa saat ini tengah mengkaji dan membahas penerapan dynamic pricing untuk tarif LRT Jabodebek. Hal ini sejalan dengan usulan dispensasi tarif imbas gangguan operasional LRT Jabodebek.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan bahwa apabila dynamic pricing diterapkan, maka tarif layanan bisa lebih murah ketika masuk ke jam sibuk atau peak hour.
Namun, Adita menyebut bahwa saat ini masih dalam proses penyesuaian dengan sistem, sehingga membutuhkan waktu untuk mulai diterapkan.
Adita juga menyebut bahwa tarif LRT Jabodebek saat ini masih tetap sama, dan belum ada penyesuaian.
“Tarif masih akan tetap sama seperti sekarang. Memang kita sudah mulai bahas apakah nanti akan ada dynamic pricing, sesuai dengan nanti peak hour dan off peak. Tapi ini masih dalam pembahasan, nanti akan disampaikan,” ujarnya.
Dynamic pricing merupakan metode penentuan harga yang bisa berubah-ubah sewaktu-waktu. Saat ini, dynamic pricing dilakukan oleh perusahaan atau platform yang menawarkan hotel, penerbangan, atau angkutan online. Penetapan harga dinamis ini dilakukan berdasarkan kondisi-kondisi tertentu, menggunakan machine learning dan artificial intelligence.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Resmi! Tarif LRT Jabodebek Termurah Rp 5.000
(wur/wur)