Update Gencatan Senjata di Gaza: 7 Fakta Baru dan Kemarahan Putin

by -135 Views

Serangan Israel ke Gaza masih terus menunjukkan perkembangan terbaru. Kali ini, kedua pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata setelah sebelumnya menyepakati jeda serangan dari Jumat hingga Selasa pagi.

Namun, Israel masih bersiap untuk melakukan serangan besar-besaran apabila gencatan senjata berakhir.

Berikut perkembangannya seperti dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Selasa (28/11/2023):

1. Gencatan senjata diperpanjang
Gencatan senjata di Gaza, Palestina, diperpanjang. Dari semula empat hari, kini gencatan senjata ditambah dua hari, selama 48 jam ke depan.
Hamas mengungkap alasan perpanjangan ini. Pejabatnya mengatakan berharap dapat memperpanjang gencatan senjata lebih jauh lagi dan mengakhiri perang Israel-Hamas.
Selama tiga hari pertama gencatan senjata, 39 tawanan Israel dibebaskan oleh kelompok bersenjata tersebut. Mereka ditukar dengan 117 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

2. Putin ngamuk ke Israel
Rusia dilaporkan mengecam keras Israel. Ini akibat penyerangan Bandara Internasional Damaskus di Suriah. Serangan itu, dapat memperburuk ketegangan di wilayah tersebut, yang sudah dipicu oleh perang Gaza.

3. Israel serbu Lebanon Selatan
Sebuah serangan Israel menghantam dekat kota Aita al-Shaab di Lebanon selatan, lapor kantor berita negara Lebanon.

4. Invasi ke kamp pengungsi Palestina
Mohamed Adnan Abu Hasna, juru bicara UNRWA, menjelaskan bahwa muncul indikasi terkait jentik penyakit yang mulai mengancam pengungsi Palestina pasca genangan air dan kekurangan bahan bakar.

5. Penghancuran monumen Gaza
Pasukan Israel telah menghancurkan banyak bangunan penting di Gaza, termasuk pusat kebudayaan dan pendidikan.

6. Israel bebaskan 33 tahanan Palestina
Tiga puluh tiga warga Palestina, 30 anak-anak dan tiga wanita, telah dibebaskan dari penjara Israel setelah 11 sandera Israel dibebaskan dari Gaza.

7. Dokter Inggris ungkap tujuan Israel di Gaza
Seorang ahli bedah di London menceritakan pengalamannya menyaksikan “pembantaian besar-besaran” selama 43 hari pemboman di Gaza, dan mengatakan bahwa penghancuran sistem kesehatan Palestina adalah tujuan militer dalam perang tersebut.