Prabowo Subianto menulis dalam bukunya, “2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto,” tentang pengaruh Abraham Lincoln terhadap dirinya. Contoh hebat tentang kenegarawanan tersebut menginspirasi dan memengaruhi kehidupan Prabowo Subianto.
Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16, dikenal sebagai pemimpin yang memimpin bangsanya keluar dari Perang Saudara Amerika dan berhasil menyatukan bangsa yang terpecah-pecah. Lincoln juga berperan dalam penghapusan perbudakan. Namun, yang paling menarik bagi Prabowo Subianto adalah kesopanan Lincoln dalam memperlakukan lawan politiknya.
Salah satu lawan politik Lincoln yang terkenal adalah Willem Henry Seward, yang sangat membenci Lincoln. Namun, ketika Lincoln memenangkan pemilihan, ia mengundang Seward untuk bergabung dengan kabinetnya sebagai sekretaris negara. Tindakan tersebut menunjukkan kesopanan dan kenegarawanan Lincoln dalam mengubur konflik demi kebaikan negara.
Tindakan kesopanan Lincoln mempengaruhi keputusan Prabowo Subianto untuk berdamai dengan Presiden Joko Widodo pada akhir tahun 2019. Prabowo yakin bahwa kedua belah pihak mencintai Indonesia, sehingga mereka bisa bersatu untuk melayani negara tanpa memedulikan siapa yang nomor satu atau siapa yang membantu. Tindakan tersebut menunjukkan semangat kenegarawanan dan cinta terhadap Indonesia.
Selain itu, Prabowo juga mengagumi karakter Abraham Lincoln yang penuh kejujuran, haus akan ilmu, teguh dalam keyakinan, dan selalu memperlakukan orang lain dengan hormat. Lincoln juga menetapkan standar tertinggi untuk kepemimpinan pada masa perang, yang membuatnya menjadi presiden teladan yang patut ditiru.
Melalui contoh Abraham Lincoln, Prabowo Subianto menekankan pentingnya kesopanan, kenegarawanan, dan karakter positif dalam kepemimpinan yang dapat mempengaruhi sejarah dan membawa kebaikan bagi negara.
