Pejuang Nasional Teuku Umar – prabowo2024.net

by -172 Views

Kunci keberhasilan suatu bangsa adalah kepemimpinan. Saya dulu di tentara belajar sebuah adagium yang berlaku bagi setiap tentara sepanjang sejarah: “tidak ada prajurit yang buruk, hanya komandan yang buruk.”
Selain itu, ada pula adagium yang diajarkan kepada saya saat saya masih seorang perwira muda: “Seribu kambing dipimpin oleh seekor harimau akan mengaum semua. Tetapi seribu harimau dipimpin oleh kambing akan “embeeeek” semua.”
Salah satu contoh cerita kepemimpinan yang cerdas di masa penjajahan Nusantara adalah kisah kepemimpinan Teuku Umar. Teuku Umar lahir di Meulaboh, Aceh Barat pada tahun 1854. Teuku Umar sejak masa kecilnya dikenal sebagai anak yang cerdas dan pemberani. Ia juga memiliki sifat yang keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala persoalan.
Teuku Umar berumur 19 tahun saat pertama kali memanggul senjata dan bertempur melawan Belanda, ketika dimulainya agresi pertama Belanda pada tahun 1873. Ketika usianya 29 tahun, ia berpura-pura menjadi antek Belanda dan masuk dinas militer. Dia disambut Gubernur Van Teijn yang saat itu bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut hati rakyat Aceh.
Keseriusan Teuku Umar mengambil hati Belanda ditunjukannya dengan menundukkan pos-pos pertahanan Aceh. Ia pun diberi peran yang lebih besar untuk memiliki 17 panglima dan 120 prajurit, termasuk seorang Panglima Laut.
Perlawanan balik Teuku Umar terhadap Belanda dimulai saat Kapal Inggris “Nicero” terdampar pada tahun 1884. Kapten dan awak kapal tersebut disandera oleh Raja Teunom yang menuntut tebusan tunai. Pemerintah Kolonial Belanda menugaskan Teuku Umar untuk membebaskan kapal tersebut. Namun, ia menuntut diberi logistik dan senjata yang banyak. Belanda pun mengabulkan permintaan Teuku Umar.
Belanda terkejut ketika mendengar kabar bahwa semua tentara mereka yang ikut Teuku Umar dibunuh di tengah laut. Seluruh senjata dan perlengkapan perang lainnya dalam status dirampas. Teuku Umar kembali memihak rakyat Aceh memerangi Belanda.
Perang yang berkepanjangan membuat Teuku Umar kembali menggunakan akal. Sepuluh tahun setelah menyerahkan dirinya yang pertama, ia kembali menyerahkan diri ke Belanda. Dia lalu dihadiahi gelar Teuku Johan Pahlawan Panglima Besar Nederland. Dia berhasil menipu Belanda dengan “perang pura-pura” dan menempatkan pasukan untuk menyebarkan pesan rahasia. Tiga tahun berselang, Teuku Umar kembali mengkhianati Belanda. Dia membawa pasukannya beserta 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi, dan uang 18 ribu dolar.
Bertahun-tahun berperang melawan Belanda, Teuku Umar akhirnya terdesak saat tiba di pinggiran Kota Meulaboh. Tentara Belanda mengetahui lokasi Teuku Umar. Teuku Umar dan pasukannya tidak bisa mundur. Mereka akhirnya berperang melawan Belanda. Teuku Umar gugur karena dadanya tertembus peluru musuh.

Source link