Investasi dalam Produksi Minyak Menurun Sementara Produksi Minyak Terus Menurun dalam 10 Tahun Terakhir

by -175 Views

Produksi minyak nasional terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan pada 2023 saja, realisasi produksi minyak siap jual atau lifting masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN.

Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan menyatakan bahwa penurunan produksi minyak tak lepas dari menurunnya investasi dalam 10 tahun terakhir. Kondisi tersebut berdampak pada produksi saat ini.

Sejak harga minyak mengalami penurunan pada 2015, hampir tidak ada investasi untuk kegiatan eksplorasi. Hal tersebut diperparah dengan adanya perubahan regulasi fiskal dan pandemi covid-19.

Sementara, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menyatakan bahwa alokasi investasi dalam bentuk kontrak kerja sama cost recovery sudah ditetapkan oleh Banggar DPR dan pemerintah. Penerapan PSC gross split juga berhasil mengumpulkan dana untuk kegiatan eksplorasi hingga US$ 2,5 miliar.

Meskipun demikian, Djoko menilai bahwa untuk menggenjot produksi migas nasional, diperlukan pendekatan yang tidak biasa atau business as usual. Terdapat faktor lain seperti eksplorasi, reserve to production (RtoP), dan penerapan teknologi enhanced oil recovery (EOR).

Penemuan cadangan minyak melalui kegiatan eksplorasi di Indonesia memiliki tingkat risiko yang tinggi. Sehingga produksi minyak hanya bisa dinaikkan dengan resiko yang cukup tinggi juga.

Kementerian Keuangan mencatat produksi minyak siap jual atau lifting minyak Indonesia hanya 607 ribu barel per hari pada 2023. Realisasi tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengatakan bahwa lifting gas juga masih di bawah target.