Berjuang Sama Saya Mayor Jenderal TNI (Purn) Suhartono Suratman

by -143 Views

Tono Suratman adalah junior saya yang satu tahun lebih muda. Kami sering bersama. Meskipun berbeda satu tahun, saya sangat dekat dengannya. Bisa dikatakan dia seperti adik kandung saya sendiri. Ketika kami masih lajang, kami sering tinggal di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4. Saat itu saya sebagai Danki, dan dia sebagai Danton 1, akhirnya kita berdua berangkat ke Timor Timur. Dia ikut di Nanggala 28 dan saya dengan nama sandi Kancil, sementara dia memimpin peleton 1 dengan nama sandi Kancil Satu.

Sejak muda, sejak menjadi taruna, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim nasional anggar dan tim renang AKMIL. Dia juga merupakan seorang penembak yang hebat. Saat menjadi perwira muda di Kopassus, dia menonjol. Ketika saya menjadi Wakil Komandan Den-81, saya menyarankan kepada Pak Luhut selaku Komandan Den-81 untuk mengangkat Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak Den-81. Sejak itu saya sering pergi operasi bersama Pak Tono Suratman.

Dalam perjalanan kariernya, dia kemudian menjadi komandan grup Parako di Kopassus dan menggantikan saya sebagai Danpusdikpassus. Kemudian dia pun memimpin satuan tugas Rajawali yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari semua Kodam. Satuan tugas Rajawali ini sangat efektif. Rajawali pemburu inilah yang menjadi cikal bakal dari Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

Yang ingin saya ceritakan dalam penilaian ini, adalah bahwa Pak Tono dalam perjalanan hidupnya, selain menjadi atlet anggar, dia juga seorang penembak yang jitu. Dia juga perenang yang hebat, sehingga dia memimpin Pasukan Katak di Detasemen 81. Jabatan beliau adalah komandan Tim Pasukan Katak. Latihannya dengan Kopaska Angkatan Laut. Selain itu, dia juga merupakan seorang penyelam dan penerjun freefall yang hebat.

Biasanya seseorang yang pandai dalam freefall tidak pandai dalam menyelam, atau sebaliknya. Namun Pak Tono pandai dalam keduanya, freefall dan menyelam. Selain itu, dia juga hebat dalam karate, sehingga saya katakan bahwa beliau merupakan seorang Perwira Angkatan Darat yang bisa menjadi contoh dan idola bagi anak buah dan generasi penerus.

Pada saat saya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, saya bertekad untuk memperbaiki SMA Taruna Nusantara yang merupakan lembaga di bawah naungan Kementerian Pertahanan. SMA Taruna Nusantara didirikan oleh Pak Benny Moerdani. Ketika saya menjabat sebagai Mayor, saya sempat ikut menyusun konsep awal SMA Taruna Nusantara untuk Pak Benny Moerdani.

Ketika saya menjabat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang cocok untuk menjadi kepala sekolah. Saya bertanya, “Apakah Pak Tono Suratman bersedia untuk menjadi Kepala Sekolah SMA Taruna Nusantara?”

“Bersedia,” jawab Pak Tono.

Bayangkan, jiwa besar dan patriotisme orang ini. Dia pernah menjadi asisten pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Pangdam Kalimantan. Saat sudah pensiun, dia masih bersedia menjadi kepala sekolah SMA Taruna Nusantara. Dia melihat SMA Taruna Nusantara sebagai wadah pembentukan kader-kader unggul untuk bangsa dan negara, serta calon perwira tinggi yang unggul. Pak Tono adalah junior saya yang layak menjadi contoh bagi generasi penerus.

Bagi perwira muda yang bercita-cita menjadi perwira komando yang baik, Anda harus melatih anak buah Anda dalam bela diri dan keahlian menembak. Jika mereka mahir dalam menembak dan bela diri, mereka akan menjadi tentara yang baik. Keberanian harus diajarkan dan ditanamkan dalam diri prajurit melalui pelatihan yang realistis. Seni bela diri melatih manusia untuk menjadi berani, mampu mengatasi rasa takut dan menahan rasa sakit.

Sumber: https://prabowosubianto.com/berjuang-sama-saya-mayor-jenderal-tni-purn-suhartono-suratman/

Source link