Perilaku Pemimpin Sejati – prabowo2024.net

by -131 Views

Seorang pemimpin militer akan membentuk kepribadian dan kepemimpinannya selama pertempuran. Saya beruntung karena sebagai seorang perwira muda, saya dapat dibimbing, dilatih, diarahkan, dan dimentor oleh banyak pejuang kemerdekaan dan pelaku operasi militer pada awal sejarah Indonesia.

Pada masa itu, tidak ada jaminan bagi kelangsungan Republik Indonesia. Tidak ada anggaran untuk pemerintah, tidak ada anggaran untuk tentara. Kemerdekaan bangsa ini ditentukan oleh keputusan ribuan putra dan putri Indonesia dari berbagai suku, ras, etnis, dan daerah. Mereka dihadapkan pada pilihan untuk bergabung dalam perjuangan kemerdekaan atau tetap diam dan menghindari risiko. Mereka memilih untuk mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan, sehingga kita bisa bebas dari penjajahan selama berabad-abad.

Mereka dikenal sebagai Angkatan ’45, generasi pemberani yang bisa dikatakan sebagai Generasi Terbaik Indonesia. Saya merasa beruntung karena bisa berinteraksi dengan banyak tokoh dari Angkatan ’45. Bahkan keluarga saya sendiri adalah bagian dari Angkatan ’45.

Kakek saya, Margono Djojohadikusumo, dipercaya oleh Bung Karno untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan setelah Bung Karno dan tokoh nasionalis lainnya ditangkap dan dibuang oleh Belanda. Bahkan, sebelum Bung Karno dibuang ke Pulau Ende, Nusa Tenggara Timur, beliau menyerahkan mandat kepada kakek saya untuk membentuk Partai Indonesia Raya (PARINDRA) dan menjadi Ketua Umumnya. Dua paman saya, Letnan Subianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo, gugur dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Lengkong, Serpong, Tangerang Selatan.

Orang tua saya, Soemitro Djojohadikusumo, juga terlibat aktif dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Beliau terlibat dalam penyelundupan karet dan kopra ke luar Indonesia serta penyelundupan senjata dari luar negeri untuk pasukan Indonesia. Kakek dan nenek saya selalu menunjukkan penghormatan dan cinta mereka terhadap pengorbanan putra-putranya yang gugur untuk kemerdekaan Indonesia.

Saya juga beruntung bisa berinteraksi langsung dengan banyak tokoh Angkatan ’45 dan mendapatkan pelajaran berharga tentang patriotisme, kepercayaan diri, kecerdasan, humor, dan keluwesan dari mereka. Hal ini membentuk kepribadian saya sebagai seorang pemimpin.

Kesimpulannya, saya memiliki keterkaitan yang kuat dengan Angkatan ’45 dan nilai-nilai yang mereka wariskan, dan hal ini membentuk perilaku saya sebagai pemimpin.

Source link