Goncang Malaysia! Mahathir Diselamatkan oleh Skandal Penyelesaian Hutang Petronas

by -145 Views

Politisi senior Malaysia yang juga pernah menjadi Perdana Menteri (PM) sebanyak dua kali, Mahathir Mohamad, dilibatkan dalam skandal korupsi terkait dengan dana talangan kontroversial yang disponsori negara kepada para pengusaha pada periode ia menjabat PM tahun 1998.

Pejabat badan anti korupsi Malaysia (MACC) menyatakan bahwa kasus ini melibatkan pengambilalihan kontroversial senilai 836 juta ringgit (Rp 2,7 triliun) oleh BUMN malaysia, Petronas, atas aset pelayaran sarat utang yang dimiliki oleh putra tertua Mahathir, Mirzan Mahathir, pada Maret 1998.

Penyelidikan terhadap dana talangan Petronas kepada Konsorsium Perkapalan Bhd, yang sahamnya 51% dimiliki oleh Mirzan, dapat menimbulkan masalah bagi Mahathir karena Petronas melapor langsung kepada PM pada saat itu. Selain itu, terdapat skandal bailout lainnya yang melibatkan Mahathir dalam penyuntikan dana ke Malaysia Airlines (MAS), Central Limit Order Book (CLOB), dan Multi-Purpose Holdings Bhd (MPHB).

Daim Zainuddin, Menteri Keuangan saat itu, juga ikut terlibat dalam skandal kasus MAS dan CLOB. Para penyelidik MACC sedang meneliti lebih lanjut keputusan pemerintah untuk membayar premi jumbo untuk saham Tajudin di MAS.

Daim dan istrinya, Na’imah Abdul Khalid, telah didakwa di pengadilan karena tidak melaporkan aset mereka. Terdakwa lain yang terseret dalam kasus ini adalah Mirzan dan Mokhzani Mahathir, adik dari Mirzan.

Meskipun demikian, proses hukum ini diperkirakan akan panjang dan rumit, mengingat banyak hal yang perlu dipertimbangkan oleh pihak terkait. Kampanye anti-korupsi yang sedang berlangsung juga menjadi sumber perdebatan publik dan memperuncing friksi antara Mahathir dan Anwar Ibrahim, yang saat itu merupakan wakil PM.

Mahathir mengkritik penyelidikan MACC atas kasus ini, menyebutnya tidak ideal dan selektif. Dia juga menyoroti kasus-kasus lain yang melibatkan tokoh politik lain seperti Wakil PM Ahmad Zahid Hamidi dan Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Tengku Zafrul Aziz.

Pandora Papers, sebagai sumber informasi, juga menjadi perhatian dalam kasus ini. Namun, Mahathir menegaskan bahwa anaknya, Mirzan, sedang diintimidasi dengan ancaman hukuman penjara tanpa kejelasan proses hukumnya.