Tantangan dan Harapan Sektor ESDM Era Pemerintahan Prabowo-Gibran

by -145 Views

Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah menetapkan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto Djojohadikusumo dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Penetapan ini dilakukan setelah Mahkamah Konstitusi menolak gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum dari para pemohon calon nomor urut 01 dan 03. Prabowo-Gibran meraih 96.214.691 suara atau 58,59% dari total suara sah pilpres.

Pengucapan sumpah/janji presiden akan dilakukan pada 20 Oktober 2024 di hadapan MPR. Dinamika politik terus hangat menjelang pelantikan Presiden Prabowo-Gibran dan pembentukan kabinet baru. Fokus penulis terhadap sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) yang penting di era transisi energi.

Dalam sektor minyak bumi, lifting minyak terus menurun dengan realisasi di bawah target. Investasi hulu migas perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Posisi investasi hulu migas Indonesia masih kurang kompetitif.

Di bidang energi baru dan terbarukan (EBT), pemerintah berkomitmen mencapai net zero emissons pada tahun 2060. Penggunaan EBT di sektor ketenagalistrikan terus meningkat, namun potensi yang diutilisasi masih rendah. PLN dan Kementerian ESDM telah menyelaraskan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2040 dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT.

Pemerintah terus bersiap melakukan pengurangan penggunaan batu bara dalam pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan mencari alternatif pengganti seperti limbah padat kelapa sawit dan pelet kayu. Riset dan teknologi terus dikembangkan untuk mencapai target dekarbonisasi. Perbaikan di sektor ESDM menantang dan perlu terus diperhatikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Source link