Harga LPG 3 Kg Ternyata Lebih Tinggi Dari Rp19.000, Sebenarnya Tembus Sekian

by -141 Views

Harga LPG 3 Kg di Pasar Jauh dari Harga Keekonomian

Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa harga LPG 3 Kg yang beredar di pasar saat ini jauh dari harga keekonomian. Sebenarnya, harga keekonomian LPG 3 Kg sudah mencapai Rp 53 ribu per tabung.

Saat ini, harga jual LPG 3 Kg di wilayah Jakarta dan sekitarnya berkisar antara Rp 19 ribu hingga Rp 22 ribu per tabung.

“Eddy menjelaskan bahwa dalam setiap tabung LPG 3 Kg, terdapat subsidi pemerintah sebesar Rp 33 ribu. Jadi dengan harga saat ini sekitar Rp 20 ribu, artinya harga keekonomiannya seharusnya Rp 53 ribu,” seperti dikutip dari CNBC Indonesia pada Minggu (7/7/2024).

Menurut Eddy, nilai subsidi LPG 3 Kg diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Mengingat asumsi konsumsi LPG dalam negeri pada tahun 2025 diprediksi akan semakin tinggi.

“Apakah pemerintah akan mengevaluasi subsidi tersebut, itu kembali kepada pemerintah. Namun berdasarkan asumsi dasar yang telah disepakati antara DPR dan Pemerintah, volume subsidi LPG di tahun depan diperkirakan akan meningkat menjadi 8,17 juta kiloliter,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia mengusulkan agar pemerintah membatasi penjualan LPG 3 Kg dengan memberikan subsidi hanya kepada mereka yang berhak menerima LPG bersubsidi tersebut.

Selain itu, ia juga mendorong agar subsidi yang selama ini diberikan oleh pemerintah melalui produk, dialihkan menjadi subsidi tunai langsung kepada penerima yang berhak.

“Pada tahun 2026, subsidi LPG 3 Kg diharapkan tidak lagi diberikan melalui produk. Sehingga harga di pasar akan sama untuk semua. Penerima subsidi akan langsung menerima pembayaran ke rekening bank masing-masing,” tuturnya.

Pemerintah menargetkan pemangkasan subsidi dan kompensasi energi hingga Rp 67,1 triliun pada tahun 2025. Hal ini dapat tercapai apabila transformasi subsidi dan kompensasi energi dilakukan dalam jangka pendek atau pada tahun 2025 mendatang.

Dari pengendalian subsidi LPG 3 Kg, penerapan penyesuaian tarif untuk pelanggan listrik non-subsidi golongan rumah tangga kaya (di atas 3.500 VA) dan golongan pemerintah, serta pengendalian subsidi dan kompensasi atas BBM Solar dan Pertalite.

Konsumsi BBM Solar dan Pertalite diharapkan menjadi lebih adil dengan mengendalikan kategori konsumen. Volume konsumsi BBM bersubsidi, yaitu Solar dan Pertalite, akan dikurangi sebesar 17,8 juta kiloliter.

Hal ini tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal tahun 2025. “Keseluruhan simulasi reformasi subsidi dan kompensasi energi ini diperkirakan akan menghemat anggaran sebesar Rp 67,1 triliun per tahun,” demikian tulis dokumen Kerangka Ekonomi Makro tersebut.