Jakarta, CNBC Indonesia – Isu razia barang impor ilegal yang mengincar pusat perbelanjaan seperti Tanah Abang dan ITC Mangga Dua mencuat di media sosial beberapa waktu belakangan ini. Isu itu telah membuat para pedagang panik hingga kocar-kacir merapikan barang dagangannya dan menutup toko.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pusat Grosir Tanah Abang Lantai 3 Blok A pada hari Kamis (18/7/2024) kemarin, tampak para pedagang panik menutup tokonya. Padahal, pada saat itu jam masih menunjukkan pukul 11.20 WIB. Bukan waktu yang normal bagi mereka menutup gerai.
Kepanikan itu bermula ketika ada seorang pedagang menyebarkan desas-desus bakal dilakukan razia besar-besaran di pusat grosir tersebut.
Tak sempat mencari tahu sumber asal kabar itu, pedagang di lokasi langsung bergerak menutup tokonya, sambil turut menyebarkan kabar “Razia..Razia” kepada rekan sesama pedagang.
Terlihat jelas raut wajah panik para pedagang, sembari tangan secara aktif merapikan barang-barang yang sebelumnya dipajang di depan etalase toko. Hanya dalam hitungan menit, barang dagangan yang sebelumnya berada di luar etalase toko pun sudah masuk ke dalam toko. Barang-barang yang dimasukkan secara terburu-buru itu ditata asal menumpuk, yang penting toko mereka bisa tutup segera.
Kepanikan ini tidak hanya terjadi di 1-2 toko saja, melainkan ada lebih dari 10 toko yang panik menutup gerainya, lantaran khawatir barang mereka disita saat razia betul dilakukan.
“(Toko ditutup karena) ada razia. Ini saya dapat info dari pedagang di Pasar Senen, mereka sudah pada tutup, di Mangga Dua juga pada tutup. Ya memang razianya belum sampai sini, tapi kan orang antisipasi, daripada barang yang kejual cuma Rp 1 juta, tapi ruginya bisa ratusan juta,” kata Ali, salah seorang pedagang sepatu impor asal China yang ditemui CNBC Indonesia di lokasi.
“Ini mah pedagang bukan was-was lagi, tapi kocar-kacir ketakutan,” sambungnya.
Ali mengatakan, kekhawatiran para pedagang ini timbul pasca Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan sikap tegasnya untuk memberantas barang impor ilegal.
“Itu kan kemarin pak Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan itu bilang, katanya mau razia barang-barang impor. Katanya kan dia mau memberantas itu. Jadi orang-orang di sini antisipasi terus. Orang kan jadi takut,” ucapnya.
Apa Kata Pemerintah?
Merespons kabar miring itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan bahwa isu razia yang ramai diperbincangkan itu tidak benar.
Pria yang akrab disapa Zulhas memastikan, jika benar ada, razia itu bukan dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor. Sebab, satgas baru saja dibentuk hari Jumat (19/7/2024) kemarin. Dan kemungkinan baru bisa mulai efektif bekerja di hari Selasa, 23 Juli 2024 mendatang. Menunggu petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis) yang baru akan selesai di hari Senin, 22 Juli 2024.
“Kita saksikan dan ikuti di media sosial ini belum apa-apa kok katanya sudah ada sidak (inspeksi mendadak), toko tutup dan sebagainya. Berarti ini memang kan kelihatan banyak yang ilegal. Itu sudah berapa hari berkembang isu pengawasan yang dilakukan di pusat perbelanjaan. Kan Satgasnya saja baru hari ini,” kata Zulhas saat Konferensi Pers Pembentukan Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor di Auditorium Kemendag, Jumat (19/7/2024).
“Jadi kalau ada ramai berita, satgasnya baru kok, belum ya. Tetapi bagaimana kalau ada? Ya tergantung tugas Kementerian masing-masing, kalau sesuai aturan silakan saja. Tapi Satgas ini baru akan bekerja hari Selasa, karena Senin mungkin juklak juknis selesai, dan Selasa saya kira sudah akan kelihatan gerakannya nanti,” jelasnya.
Zulhas pun mengimbau pedagang Pasar Tanah Abang tak perlu panik jika memang tidak menjual barang impor ilegal.
“Ya kalau benar mah buat apa panik kan. Dagang saja terus kalau (dagangan yang dijual) benar (atau bukan impor ilegal),” ucap dia.
Meski demikian, Zulhas memastikan, fokus pengawasan Satgas adalah ke importir dan/atau distributor barang ilegal, bukan ke pihak ritel atau pedagang. Tetapi ia tak menutup kemungkinan pihak Satgas juga melakukan pemeriksaan ke pusat perbelanjaan.
“Fokus pengawasan yaitu importir atau distributor, bukan ritel. Ritel itu kan akibat. Tapi kalau diperlukan informasi kan bisa. (Yang pasti) pusat perbelanjaan itu bukan sasarannya,” pungkasnya.
Respons Pengusaha Tekstil
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Danang Girindrawardana menilai pemerintah harus bijak dalam mengatasi masalah banjirnya barang impor ilegal di tanah air. Menurutnya, pemerintah tidak boleh salah target, jangan malah pedagang kecil yang dibuat kocar-kacir, sedangkan importir atau pelaku besarnya justru dibiarkan begitu saja.
“Ini yang harus dituntaskan, harus sampai ke sana. Kalau pedagang kecil, ya kita seperti memvonis orang-orang kecil . Mereka mencari nafkah dari dagangan yang nggak seberapa, jadi di mana rasa kemanusiaan kita. Kita mesti menyelesaikan masalah itu dari hulunya, jangan dari hilir. Ini yang sering terjadi dari temperamentalnya satgas-satgas, dari dulu yang ditindak orang-orang kecil gitu,” tukas Danang.
Ke depan, ujarnya, pemerintah harus melakukan perbaikan.
“Sama seperti ketika pembersihan trotoar dari para pedagang kaki lima. Yang ditindak para pedagangnya saja, tapi yang memberikan fasilitasi mereka berdagang di situ kan tidak ditindak, Dan itu justru oknum-oknum yang terkait dengan pemerintah daerah, itu tidak ada penindakan yang serius ke situ,” ucapnya.
“Ini sama dengan Satgas yang dibentuk untuk mengatasi masalah banjir impor tekstil dan garmen ini. Kita berharap betul agar niatan terbentuknya satgas ini benar-benar mengatasi permasalahan mulai dari awal, mulai dari hulu. Bukan sekedar di hilir-hilir. Paradigma berpikir ini yang harus kita camkan untuk masa depan nanti,” cetus Danang.
(Author: luc/luc)