Peringatan! KBRI Beirut Meminta Warga Negara Indonesia untuk Meninggalkan Lebanon

by -67 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut, Lebanon, telah mengeluarkan imbauan baru kepada para Warga Negara Indonesia (WNI) di negara tersebut. Hal ini terkait dengan situasi keamanan yang terjadi setelah Israel melancarkan serangan ke lokasi di Beirut dan menewaskan pimpinan senior milisi Hizbullah.

Dalam situs resminya, KBRI Beirut menghimbau seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) di Lebanon untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Mereka juga diminta untuk bersiap dan mengantisipasi apabila terjadi eskalasi konflik.

“Untuk itu, kami menghimbau seluruh WNI di Lebanon untuk memastikan sudah memproses Lapor Diri kepada KBRI Beirut dan mempertimbangkan untuk dapat keluar dari Lebanon untuk sementara waktu secara mandiri selama layanan penerbangan komersial masih tersedia,” tulis pernyataan tersebut.

KBRI Beirut juga menyarankan WNI yang memiliki rencana untuk melakukan perjalanan ke Lebanon untuk menunda perjalanan hingga kondisi keamanan membaik. Mereka juga meminta WNI yang berada di Lebanon Selatan untuk segera mengungsi ke KBRI.

“Dengan kondisi keamanan yang buruk di Lebanon Selatan, telah ditetapkan Status Siaga I di wilayah tersebut sejak Oktober 2023. Oleh karena itu, kami menghimbau seluruh WNI di Lebanon Selatan untuk berlindung di KBRI Beirut (safe house),” tambah pernyataan tersebut.

Jika ada WNI yang membutuhkan bantuan, diharapkan dapat segera menghubungi Hotline KBRI Beirut melalui telepon atau WhatsApp di nomor +961 70817310.

Situasi di Lebanon semakin memanas setelah Israel meluncurkan serangan rudal ke gedung di wilayah Beirut Selatan pekan lalu. Serangan tersebut ditujukan ke markas milisi Hizbullah dan menewaskan komandan senior Hizbullah, Fuad Shukr, serta sejumlah warga sipil.

Militer Israel menjelaskan bahwa serangan tersebut sebagai balasan atas tembakan roket dari Lebanon yang menewaskan 12 orang anak dan remaja Arab Druze di Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan. Meskipun Hizbullah tidak mengakui bertanggung jawab atas serangan tersebut, Israel dan Amerika Serikat (AS) menuduh kelompok tersebut sebagai pelaku.

Reaksi dari beberapa negara pun muncul mengenai situasi terkini antara Israel dan Lebanon. Beberapa pihak khawatir bahwa perang yang melibatkan Israel akan terus meningkat.

Hizbullah dalam beberapa bulan terakhir telah beberapa kali menyerang Israel dengan tujuan untuk menghentikan serangan Israel di Gaza. Serangan tersebut mendapat balasan dari Israel, yang hingga kini telah menewaskan 500 warga Lebanon.

Kiranya demikian berita yang dapat disampaikan. (sef/sef)