MAJOR GENERAL TNI (RET.) SUHARTONO SURATMAN

by -88 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga adalah penembak yang hebat. Dia juga sangat pandai berenang. Biasanya, seseorang yang pandai dalam terjun bebas tidak bisa menyelam, atau seorang penyelam tidak pandai dalam terjun bebas. Namun, Pak Tono sangat mahir dalam kedua hal tersebut. Dia adalah anggota Pasukan Katak. Dia juga hebat dalam karate. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah seorang Perwira TNI yang memberikan contoh yang hebat dan seharusnya menjadi idola bagi para bawahannya dan generasi mendatang.

Ketika saya diangkat menjadi Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang tepat untuk menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara. Saya bertanya, ‘Pak Tono Suratman, apakah Anda bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara?’

‘Saya bersedia’. Bayangkan patriotisme pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Pangdam Kalimantan. Sekarang dia sudah pensiun, namun dia bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara.

Tono Suratman adalah adik tingkat saya selama satu tahun. Kami sudah bersama untuk waktu yang cukup lama. Meskipun ada perbedaan usia di antara kami, kami sangat dekat. Bagi saya, dia seperti adik kandung sendiri. Ketika kami masih bujang, dia sering menginap di rumah orang tua saya di Kebayoran Baru, di Jalan Kertanegara nomor 4.

Ketika saya menjadi Komandan Kompi (DANKI), dia menjadi Komandan Peleton (DANTON) 1. Kami sama-sama ditugaskan ke Timor Timur. Dia bergabung dengan Nanggala 28. Kodenama saya adalah Kancil; dia, di sisi lain, adalah Kancil Satu. Di sana, saya melihat bagaimana dia sangat baik sebagai perwira lapangan.

Sejak dia masih kadet, Pak Tono sangat aktif dalam olahraga. Dia pernah menjadi anggota tim anggar nasional. Dia juga anggota tim renang AKMIL; sekaligus penembak yang hebat.

Di KOPASSUS, dia menonjol sebagai perwira muda. Ketika saya menjadi Wakil Komandan Detasemen 81, saya menyarankan kepada Pak Luhut sebagai atasan saya untuk menunjuk Pak Tono sebagai Komandan Pasukan Katak satuan kontra-teror. Sejak itu, saya sering pergi ke medan pertempuran bersama Pak Tono.

Selama karirnya, dia akhirnya menjadi Komandan grup 1 Para-Komando KOPASSUS. Dia juga menggantikan posisi saya sebagai Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan KOPASSUS (PUSDIKPASSUS). Dia juga memimpin pasukan Rajawali, yang terdiri dari kompi-kompi terbaik dari seluruh KODAM. Pasukan-pasukan ini dilatih khusus dalam taktik anti-gerilya, yang kami namakan pasukan pemburu. Setelah pelatihan, pasukan Rajawali dikerahkan ke Timor Timur. Pasukan ini sangat efektif dalam pertempuran. Mereka adalah cikal bakal Batalyon Raider yang dibentuk oleh Jenderal Ryamizard Ryacudu sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.

 

Selain sebagai atlet anggar, Pak Tono juga adalah penembak yang hebat. Dia sangat mahir dalam menembak pistol, senapan serbu, dan lainnya. Dia juga adalah perenang yang sangat baik, tidak heran, karena dia pernah memimpin Pasukan Katak Detasemen 81. Dia berlatih dengan Pasukan Katak elit TNI AL (KOPASKA). Selain itu, dia juga adalah penyelam tempur dan terjun payung terampil.

Biasanya, seseorang yang sangat baik dalam terjun payung tidak bisa menyelam, dan sebaliknya. Namun, Pak Tono sangat mahir dalam keduanya. Dia juga hebat dalam karate. Dia adalah orang yang sangat berbakat. Saya sering mengatakan bahwa dia adalah teladan yang hebat dan diidolakan oleh para perwira dan generasi muda.

Ketika saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya bertekad untuk meningkatkan Taruna Nusantara High School, yang didirikan di bawah naungan Kementerian Pertahanan. Taruna Nusantara High School didirikan oleh Pak Benny Moerdani. Ketika saya masih seorang perwira muda, saya terlibat dalam merancang konsep awal sekolah tersebut dan mempresentasikannya kepada Pak Benny Moerdani.

Ketika saya diangkat sebagai Menteri Pertahanan, saya mencari orang yang tepat untuk menjadi kepala sekolah, jadi saya bertanya kepada Pak Tono. ‘Pak Tono, apakah Anda bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara?’

Siap. Saya bersedia!’, jawab Pak Tono tanpa ragu.

Bayangkan patriotisme pria ini. Dia pernah menjadi asisten keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Dia pernah menjadi Komandan Kodam di Kalimantan. Meskipun dia sudah pensiun, namun dia bersedia menjadi Kepala Sekolah Taruna Nusantara. Dia menganggap sekolah itu sebagai ‘perajut’ untuk mendidik dan melatih siswa-siswa yang luar biasa, yang nantinya akan menjadi pemimpin superior, penting untuk masa depan negara dan bangsa. Pak Tono adalah adik tingkat saya yang kepemimpinannya harus diajarkan dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Menurut pendapat saya, seharusnya dia menjadi komandan Pasukan Khusus Indonesia karena dia adalah perwira komando yang lebih baik dari saya, bahkan mungkin menjadi Komandan KOSTRAD.

Source link