Di Era Jokowi, Indonesia Memiliki Pabrik Terbesar di Dunia

by -46 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia kini memiliki sejumlah pabrik dengan kapasitas jumbo. Bahkan ada yang menjadi pabrik terbesar di Asia Tenggara dan dunia.

Salah satunya adalah pabrik konsentrat tembaga yang dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia. Lokasinya berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Gresik, Jawa Timur.

Selain itu ada juga pabrik ekosistem baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle) yang berada di Karawang, Jawa Barat. Pabrik telah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan mulai beroperasi pada Rabu (3/7/2024).

Berikut informasi soal kedua pabrik tersebut:

1. Pabrik Tembaga Single Line Terbesar di Dunia

Kapasitas produksi pabrik konsentrat tembaga ini mencapai 1,7 juta ton setelah beroperasi penuh. Nantinya, pabrik dapat menghasilkan produk katoda tembaga hingga 600 ribu per tahun.

Smelter juga bisa memproduksi produk samping. Misalnya yang ada dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni, produksinya bisa mencapai 6 ribu ton per tahun.

Produk sampingan lain mulai dari asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

Sebagai informasi, nilai investasi kumulatif proyek ini sudah mencapai US$3,7 miliar atau sekitar Rp59,9 triliun (asumsi kurs Rp16.213/US$).

2. Pabrik Ekosistem Baterai EV Terbesar di ASEAN

Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan konsorsium dari Korea Selatan untuk pabrik ekosistem baterai. Konsorsium itu terdiri dari Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution.

PT Hyundai LG Indonesia Green Power yang bertugas mengoperasikan pabrik sel baterai pertama. Perusahaan itu adalah hasil joint venture antara a Hyundai Motor Company, LG Energy Solution, dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).

Fase pertama, HLI menyerap investasi sebesar US$1,1 miliar atau Rp 17,8 triliun, dengan kapasitas produksi 10 gigawatt/hour. Ini terdiri dari 32,6 juta sel baterai yang dapat menghasilkan kurang lebih 150 ribu kendaraan listrik.

Untuk fase kedua pada 2025, kapasitas produksi akan ditingkatkan mencapai 20 Gwh.

(fab/fab)