LEADERSHIP OF INDONESIAN NATIONAL LEADERS [RADEN PANJI MUHAMMAD NOER]

by -888 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku: Catatan Kepemimpinan Militer dari Pengalaman Bab I]

Salah satu hal yang saya pelajari tentang kepemimpinan dari Cak Noer dapat diformulasikan dalam kalimat singkat yang ia sampaikan langsung kepada saya sendiri: ‘Prabowo, tugas seorang pemimpin sangat sederhana. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan tertindas dapat tertawa’.

Logikanya sederhana: jika orang miskin dalam keadaan kekurangan, namun mereka bisa tertawa, maka itu berarti mereka percaya ada harapan. Mereka berharap bahwa seorang pemimpin dapat mengatasi kesulitan tersebut. Itulah tugas seorang pemimpin, menurut Cak Noer. Saya anggap itu sebagai sesuatu yang bijaksana dan fundamental yang tidak akan pernah saya lupakan.

Tugas seorang pemimpin adalah bekerja agar orang miskin, tertindas, dan lemah dapat bahagia. Ketika seseorang tertawa, itu berarti dia bahagia. ‘Seorang pemimpin harus bekerja agar orang miskin dan tertindas dapat tertawa’. Kebijaksanaan Cak Noer sekarang menjadi filosofi kepemimpinan saya.

Pak Mohammad Noer lebih dikenal sebagai Cak Noer. Saya baru mengenalnya setelah ia pensiun. Saya bertemu dengannya singkat ketika dia menjadi duta besar untuk Prancis. Kemudian saya memiliki kesempatan untuk berbicara lebih dalam dengannya setelah dia pensiun dan kembali ke Surabaya.

Sebagai Gubernur Jawa Timur, beliau dikenal dekat dengan rakyatnya. Saya merasa perlu berdiskusi dengannya saat saya menjabat sebagai Ketua Asosiasi Petani Indonesia (HKTI). Mungkin dia tahu bahwa saya juga sangat peduli dengan kondisi pertanian dan nasib petani di Indonesia. Dia menerima tawaran saya untuk memberikan pengarahan dalam sebuah seminar yang diselenggarakan oleh HKTI di Surabaya. Kemudian, saya memiliki beberapa percakapan dengannya.

Banyak pandangannya tentang pembangunan ekonomi pedesaan, serta tentang ekonomi rakyat, sejalan dengan pandangan saya. Kami percaya bahwa Indonesia bisa mandiri dan harus mandiri. Kami berdua ingin memberikan pendapatan yang lebih baik kepada petani, yang vital bagi ketahanan pangan dan kemandirian bangsa.

Dari banyak ceritanya, ada beberapa poin menarik yang perlu diperhatikan. Pertama, dia memberitahu saya bahwa dia sering membawa semua staf utamanya untuk melakukan perjalanan dari desa ke desa. Dia mengatakan bahwa dia sering melakukan rapat di balai desa, balai kecamatan, dan balai kabupaten. Sekali sebulan, dia akan bekerja di luar ibu kota selama dua hingga tiga minggu dan bekerja di kantor desa dan kecamatan. Itulah bagaimana dia bisa mengamati dan mendengar masalah yang dihadapi masyarakat.

Salah satu pelajaran kepemimpinan yang dia ajarkan kepada saya adalah kalimat sederhana. Dia berkata kepada saya: ‘Tugas seorang pemimpin yang baik sangat sederhana. Seorang pemimpin harus menciptakan kondisi agar orang-orangnya bisa tersenyum.’ Bahasa Jawa-nya: yen wong cilik iso gemuyu. Seorang pemimpin harus bekerja agar orang kecil (orang miskin) harus bisa tersenyum.

Ini memiliki makna besar bagi saya. Jika orang miskin bisa tersenyum, mereka sedang dalam perjalanan untuk mengatasi kemiskinan mereka. Itu berarti mereka punya cukup makan, dan anak-anak mereka bisa pergi sekolah dan mendapatkan layanan kesehatan tanpa biaya. Jadi meskipun kalimatnya singkat, maknanya memiliki dampak yang sangat besar dan dalam bagi saya. Itulah motto saya dalam semua kampanye politik saya. Saya akan bekerja agar rakyat Indonesia bisa tersenyum. Terutama orang-orang miskin.

Source link