Pesan Dari Kapal Perang yang Dinaiki Jokowi dan Prabowo

by -13 Views

Sebelum dilantik menjadi Pemimpin Tertinggi di NKRI pada 20 Oktober 2024 nanti, Pak Prabowo telah membantu dan sukses menyuluhkan ribuan anak bangsa menjadi anggota DPR RI, DPRD, menteri, gubernur, walikota, bupati, dan pemimpin di berbagai bidang kehidupan.

Setelah berolahraga, saya menonton TV pada tanggal 28 September 2024. Terlihat Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo duduk bersama di Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dr. Radjiman Wedyodiningrat.

Ingatan saya kembali ke tahun 2019, di mana Pak Jokowi dan Pak Prabowo memutuskan untuk berada dalam satu kapal.

Munculnya akun-akun anonim di media sosial dengan konten kemarahan, caci maki, hingga fitnah, mereka tidak setuju dengan upaya rekonsiliasi, mereka mengatasnamakan pendukung Prabowo dan Jokowi, berhasil memprovokasi netizen.

Pak Prabowo dan Pak Jokowi tidak merespons hal kecil demi tujuan besar.

Beberapa minggu kemudian, istilah “cebong” dan “kampret” menghilang, dan permusuhan di berbagai daerah kembali menjadi persaudaraan.

Kapal Persatuan Indonesia berlayar memasuki gelanggang. Indonesia memenangkan perang melawan Covid-19, kemiskinan ekstrem menurun menjadi 0,8% pada tahun 2024, dan kekuatan armada laut NKRI berada di urutan keempat di dunia.

Pak Jokowi layak menerima Brevet Hiu Kencana atas dukungan jajarannya terhadap kemajuan armada kapal selam TNI Angkatan Laut. Banyak prestasi di bidang infrastruktur, kesehatan, pendidikan, IKN (Ibu Kota Negara), Indonesia sentris, pencegahan bencana alam, kerukunan, negara yang semakin hadir, dan pencapaian lainnya. NKRI aman, damai, dan maju; silakan bandingkan dengan negara lain.

Di akhir masa pengabdian sebagai Presiden dan Menhan RI, Pak Jokowi dan Pak Prabowo kembali naik bersama di KRI Dr. Radjiman Wedyodiningrat.

Kapal perang dengan nama besar Ketua BPUPKI itu menyampaikan pesan berikut:

Musuh kita bukan pihak asing apalagi “aseng”, bukan agama manapun, bukan bangsa manapun. Musuh kita bukan penelitian dan kritik.

Musuh kita adalah stunting, gizi buruk, kemiskinan, korupsi, intoleransi, ketidakadilan, kualitas pendidikan, disinformasi, fitnah, dan kebencian atau DFK.

Musuh kita banyak, tapi modal kita, bekal persatuan kita, jauh lebih besar dan banyak.

Kita memiliki presiden terpilih yang tidak bisa dipengaruhi, yang telah diuji dengan banyak jabatan sejak muda tanpa pernah terlibat korupsi.

Kita memiliki presiden terpilih yang cinta damai, yang kesabaran dan kemampuannya diakui di dalam dan luar negeri, yang memiliki hubungan sangat baik dengan seluruh mantan presiden, wakil presiden, dan para tokoh bangsa lainnya.

Kita memiliki Pak Prabowo Subianto, yang sebelum dilantik menjadi Presiden RI, telah membantu ribuan orang menjadi anggota DPR RI, DPRD, gubernur, walikota, bupati, menteri, kepala lembaga, badan, dan membantu ribuan anak bangsa menjadi pemimpin di berbagai bidang.

Kita memiliki masyarakat yang telah sadar bahwa lima tahun ke depan adalah kesempatan emas untuk berlari menuju Indonesia maju.

Kita memiliki 1.340 suku bangsa yang mampu hidup rukun dan damai di bumi NKRI, kita memiliki semua bekal untuk berlayar menuju Indonesia emas.

Terima kasih kepada Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati, Pak SBY, Pak Jokowi, Pak Prabowo, dan seluruh tokoh masyarakat.

Terima kasih kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo yang telah merajut kembali kerukunan bangsa kita. Kini sambung menyambung menjadi satu telah terjadi dari Sabang sampai Merauke.

Selamat Hari Kesaktian Pancasila dan HUT TNI Ke-79.

Selamat mengabdi untuk presiden terpilih kita, putra dari Bapak Soemitro Djojohadikoesoemo dan Ibu Dora Marie Sigar, yaitu Bapak Prabowo Subianto.

Depok, Jawa Barat, 02 Oktober 2024.

Terima kasih, hormat kami,

Hariqo Wibawa Satria,

Direktur Eksekutif Komunikonten.

Source link