Hubungan Semakin Memanas di Timur Tengah, AS Menduga Target Balasan Israel terhadap Iran

by -5891 Views

Pejabat Amerika Serikat (AS) percaya bahwa Israel telah mempersempit targetnya dalam merespons potensi serangan dari Iran bulan ini terhadap infrastruktur militer dan energi. Wilayah Timur Tengah tetap berada dalam kewaspadaan terhadap eskalasi konflik yang telah berlangsung selama setahun terakhir, di mana Israel melawan kelompok-kelompok yang didukung oleh Iran seperti Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza. Iran juga telah mengancam Israel dengan konsekuensi berat jika diserang.

Menurut laporan dari NBC, pejabat AS dan Israel menyatakan bahwa respons potensial tersebut kemungkinan akan dilakukan selama perayaan Yom Kippur. Militer Israel mengumumkan bahwa mereka terus melancarkan serangan di Lebanon selatan untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah. Ada laporan bahwa lima peluncuran roket dari Lebanon berhasil dicegat oleh angkatan udara Israel.

Konflik antara Israel dan Hizbullah memanas setahun yang lalu dengan adanya penembakan roket dari Hizbullah ke Israel utara. Militer Israel juga telah melaporkan korban dalam pertempuran di Lebanon selatan, termasuk seorang prajurit terluka parah. Di sisi lain, Hizbullah mengklaim telah melancarkan serangan roket ke pangkalan transportasi di Haifa selatan.

Operasi militer Israel di Lebanon selatan telah memakan korban dan memaksa sekitar 1,2 juta orang mengungsi. Pentagon juga mengungkapkan kekhawatiran atas laporan bahwa pasukan Israel menyerang posisi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, yang menyebabkan lima penjaga perdamaian terluka. Pertempuran di wilayah tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik skala penuh di Timur Tengah.

Di sisi lain, kelompok perlawanan Islam di Irak mengklaim telah menargetkan lokasi militer Israel di Dataran Tinggi Golan sebagai dukungan terhadap Palestina dan Lebanon. Konflik di Gaza dimulai setelah serangan Hamas pada tahun sebelumnya, yang menyebabkan korban jiwa dan kerusakan di kawasan tersebut.

Selama periode konflik yang berlangsung selama setahun, korban mencapai ribuan dan melibatkan kedua belah pihak, baik warga sipil maupun kombatan. Situasi ini semakin memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah yang kaya akan sumber daya minyak.