Israel mengeksekusi Yahya Sinwar dengan menggunakan senjata rahasia dari Iran.

by -134 Views

Daftar Isi Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi di Timur Tengah semakin memanas. Israel telah mengonfirmasi pembunuhan pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Hal ini dianggap sebagai momen penting dalam perang yang telah berlangsung selama lebih dari setahun di Gaza. Berikut adalah perkembangan terkini seputar situasi di Timur Tengah, seperti yang dikumpulkan oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Jumat (18/10/2024).

Israel Membunuh Yahya Sinwar
Israel mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah berhasil membunuh Yahya Sinwar, pemimpin tertinggi Hamas yang dianggap sebagai otak di balik serangan mematikan pada 7 Oktober 2023. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut kematian Sinwar sebagai “pukulan berat” bagi Hamas, kelompok Palestina yang telah mereka hadapi selama lebih dari setahun. Meskipun pihak Hamas belum mengkonfirmasi kematian Sinwar, Israel mengklaim bahwa pasukan mereka berhasil menemukan dan membunuh Sinwar dalam operasi di Jalur Gaza selatan pada Rabu (17/10/2024).

AS Mengebom Gudang Senjata Bawah Tanah Houthi di Yaman
Militer Amerika Serikat (AS) melakukan serangan terhadap fasilitas penyimpanan senjata yang dimiliki oleh kelompok Houthi di Yaman. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan bahwa pasukan AS menggunakan pesawat pengebom B-2 untuk melakukan serangan presisi terhadap lima lokasi penyimpanan senjata bawah tanah Houthi. Serangan ini dilakukan karena senjata yang disimpan oleh Houthi digunakan untuk menargetkan kapal sipil dan militer di wilayah tersebut.

Hizbullah Menuduh Israel Menggunakan Bom Terlarang di Lebanon
Milisi Syiah, Hizbullah, menuduh Israel menggunakan bom cluster dalam serangan mereka ke Lebanon. Bom cluster tersebut diklaim menargetkan tiga lokasi di Lebanon Selatan dan melanggar aturan internasional karena efeknya dapat mengenai masyarakat sipil. Hizbullah menyatakan bahwa penggunaan bom semacam itu adalah tindakan kejahatan dan menunjukkan ketidakpedulian musuh terhadap norma dan konvensi internasional.

Netanyahu Mengklaim Menemukan Senjata Canggih Rusia di Lebanon
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melaporkan bahwa pasukan Israel menemukan senjata Rusia yang canggih selama melakukan penelusuran di pangkalan Hizbullah di Lebanon selatan. Temuan ini dianggap sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2006 yang hanya mengizinkan tentara Lebanon untuk memiliki senjata di wilayah tersebut. Kabar tentang senjata anti-tank Rusia dan China yang ditemukan dalam serangan Israel di Lebanon juga telah tersebar.

Militer Israel Klaim Ada Roket Diluncurkan dari Lebanon
Militer Israel mengklaim bahwa dua proyektil telah diluncurkan dari wilayah Lebanon dan memasuki wilayah udara Israel. Hal ini menyebabkan sirene serangan udara di wilayah utara Israel menyala. Angkatan udara Israel berhasil mencegat satu proyektil sedangkan yang lain jatuh di area terbuka di wilayah utara Israel. Berita tentang lima roket yang ditembakkan dari Lebanon ke wilayah Galilea atas dan utara Israel juga tersebar.

Iran Mengklaim Punya Senjata Rahasia Lebih Kuat dari Nuklir
Seorang perwira senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigadir Jenderal Ebrahim Rostami, mengonfirmasi bahwa Iran memiliki senjata lebih berbahaya daripada nuklir yang siap digunakan untuk menyerang Israel. Rostami tidak memberikan detail kapan serangan tersebut akan dilakukan, namun dia menegaskan bahwa Iran memiliki kejutan besar yang lebih penting daripada senjata nuklir.

UE Mengkritik AS Soal Situasi Kemanusiaan di Gaza
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengkritik Amerika Serikat karena memberi waktu satu bulan kepada Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza. Borrell menganggap bahwa penundaan satu bulan terlalu lama dan situasi kemanusiaan di Gaza merupakan bencana yang harus segera diatasi. Kelompok-kelompok kemanusiaan menuduh Israel sengaja menyebabkan kelaparan dan menggusur warga Palestina di Gaza utara.

Jerman Akan Terus Mendukung Israel Secara Militer
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan bahwa Jerman akan terus memberikan dukungan militer kepada Israel meskipun situasi di Gaza utara dan Lebanon semakin tegang. Scholz menekankan bahwa Israel harus tetap mematuhi hukum internasional dan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak tetap menjadi prioritas jangka panjang.

Saksikan video di bawah ini: Video: Netanyahu Klaim Berhasil Bunuh Dua Bos Hizbullah

Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas-Musuh Nomor Satu Israel