Bappenas Dorong Ekonomi Berbasis Masyarakat di Daerah Terpencil

by -5 Views

Bagaimana Bappenas mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil – Bappenas, lembaga perencana pembangunan nasional, memainkan peran kunci dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil. Dengan program dan strategi yang terarah, Bappenas berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah yang terisolir dan minim akses. Melalui pendekatan yang terstruktur, Bappenas mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, sekaligus memperkuat daya tahan masyarakat dalam menghadapi tantangan.

Program-program Bappenas dirancang untuk mengatasi berbagai hambatan di daerah terpencil, seperti keterbatasan infrastruktur, sumber daya manusia, dan aksesibilitas. Bappenas juga melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program, sehingga kebutuhan dan aspirasi masyarakat dapat terakomodasi dengan baik.

Peran Bappenas dalam Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat

Bappenas, singkatan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, memiliki peran penting dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil. Bappenas berperan sebagai lembaga yang merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan nasional, termasuk di dalamnya strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil.

Kebijakan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat, Bagaimana Bappenas mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil

Bappenas merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan akses terhadap sumber daya.

Beberapa contoh kebijakan dan strategi yang dirumuskan Bappenas untuk pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil meliputi:

  • Meningkatkan akses terhadap infrastruktur dasar, seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi, untuk membuka akses pasar dan mempermudah mobilitas barang dan jasa.
  • Memperkuat kelembagaan masyarakat dan mendorong kemandirian ekonomi melalui program pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola usaha dan mengakses sumber daya.
  • Membangun sistem informasi pasar dan menghubungkan para pelaku ekonomi di daerah terpencil dengan pasar yang lebih luas.
  • Mendorong pengembangan sektor-sektor unggulan di daerah terpencil, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata, dengan memperhatikan potensi dan keunikan masing-masing daerah.

Program-Program Utama Bappenas

Bappenas memiliki berbagai program yang dirancang untuk mendukung pengembangan ekonomi di daerah terpencil. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya, mendorong kemandirian ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah terpencil.

Berikut adalah beberapa program utama Bappenas yang mendukung pengembangan ekonomi di daerah terpencil:

Program Sasaran Mekanisme Pelaksanaan
Program Pengembangan Infrastruktur Desa (PIDS) Meningkatkan akses terhadap infrastruktur dasar di desa, seperti jalan, air bersih, dan sanitasi. Melalui pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan kerja sama dengan pemerintah daerah.
Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat desa dalam mengelola sumber daya dan mengembangkan usaha. Melalui pelatihan, pendampingan, dan fasilitasi akses terhadap sumber daya dan informasi.
Program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) Mendorong pengembangan sektor-sektor unggulan di daerah terpencil, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata. Melalui pendanaan, pelatihan, dan pendampingan bagi pelaku usaha di daerah terpencil.
Program Padat Karya Tunai (PKT) Meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat di daerah terpencil melalui program padat karya yang berbasis pada pembangunan infrastruktur desa. Melalui penciptaan lapangan kerja yang bersifat sementara dan berbasis pada pembangunan infrastruktur desa.

Pentingnya Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat di Daerah Terpencil: Bagaimana Bappenas Mendorong Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat Di Daerah Terpencil

Pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Daerah terpencil seringkali menghadapi berbagai tantangan, seperti aksesibilitas terbatas, infrastruktur yang kurang memadai, dan sumber daya yang terbatas. Kondisi ini mengakibatkan keterbatasan akses terhadap peluang ekonomi dan pendidikan, serta kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar.

Dampak Positif Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat

Pengembangan ekonomi berbasis masyarakat memiliki dampak positif yang signifikan terhadap masyarakat di daerah terpencil, meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Bappenas terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil, salah satunya dengan fokus pada sektor energi. Kebijakan yang diambil Bappenas berdampak signifikan terhadap sektor ini, seperti yang diulas dalam artikel Dampak kebijakan Bappenas terhadap sektor energi. Melalui program-program yang dirancang, Bappenas berusaha memastikan akses energi yang lebih merata dan terjangkau, sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi di daerah terpencil dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

  • Aspek Ekonomi: Meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan nilai tambah produk lokal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
  • Aspek Sosial: Meningkatkan rasa memiliki dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, memperkuat jaringan sosial, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
  • Aspek Lingkungan: Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan, mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan mengurangi dampak negatif dari kegiatan ekonomi.

Contoh Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat yang Sukses

Beberapa contoh pengembangan ekonomi berbasis masyarakat yang sukses di daerah terpencil telah menunjukkan dampak positifnya. Berikut beberapa contohnya:

  1. Usaha Pengolahan Kopi di Desa X, Provinsi Y: Desa X, yang terletak di daerah pegunungan dengan aksesibilitas terbatas, memiliki potensi besar dalam produksi kopi. Melalui program pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, masyarakat desa didorong untuk mendirikan koperasi pengolahan kopi. Koperasi ini membantu petani dalam meningkatkan kualitas kopi, mengolah kopi menjadi produk siap jual, dan memasarkannya ke pasar yang lebih luas.

    Program ini telah meningkatkan pendapatan petani, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  2. Usaha Kerajinan Tangan di Desa Z, Provinsi W: Desa Z memiliki potensi besar dalam kerajinan tangan, seperti anyaman bambu dan tenun ikat. Melalui program pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, masyarakat desa didorong untuk membentuk kelompok usaha bersama. Kelompok ini membantu para pengrajin dalam meningkatkan kualitas produk, mengakses pasar, dan mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan.

    Bappenas berupaya mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil melalui program-program yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sektor lokal. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program, sehingga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan.

    Untuk menilai sejauh mana program-program Bappenas ini telah berhasil, diperlukan analisis efektivitas yang komprehensif. Analisis efektivitas program dan kebijakan Bappenas menjadi penting untuk mengetahui dampak dari program-program yang telah dijalankan, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat atau mendukung keberhasilan program tersebut.

    Dengan demikian, Bappenas dapat terus meningkatkan strategi dan programnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil.

    Program ini telah meningkatkan pendapatan pengrajin, melestarikan budaya lokal, dan meningkatkan nilai tambah produk kerajinan tangan.

  3. Usaha Budidaya Ikan di Desa A, Provinsi B: Desa A memiliki potensi besar dalam budidaya ikan air tawar. Melalui program pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, masyarakat desa didorong untuk mendirikan kolam budidaya ikan. Program ini menyediakan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan teknik budidaya ikan, mengakses pasar, dan meningkatkan nilai tambah produk ikan.

    Program ini telah meningkatkan pendapatan nelayan, menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan ketersediaan protein hewani di desa.

Tantangan dalam Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat di Daerah Terpencil

Pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil merupakan upaya yang menantang. Aksesibilitas yang terbatas, infrastruktur yang kurang memadai, sumber daya manusia yang terbatas, dan keterbatasan modal menjadi hambatan utama dalam membangun ekonomi lokal yang kuat.

Aksesibilitas dan Infrastruktur

Daerah terpencil seringkali dihadapkan pada kesulitan aksesibilitas, baik dalam hal transportasi maupun komunikasi. Kondisi geografis yang sulit, seperti medan yang berbukit dan sungai yang deras, menjadi penghambat utama dalam menjangkau daerah-daerah tersebut. Infrastruktur yang terbatas, seperti jalan yang rusak, jembatan yang tidak memadai, dan jaringan telekomunikasi yang lemah, juga memperparah masalah aksesibilitas.

Bappenas terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil, dengan fokus pada pemanfaatan sumber daya lokal dan pemberdayaan masyarakat. Strategi ini sejalan dengan upaya Bappenas dalam mendorong pengembangan ekonomi digital di Indonesia, seperti yang dijelaskan dalam artikel Bagaimana Bappenas mendorong pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

Dengan memadukan teknologi digital, Bappenas berupaya menciptakan peluang ekonomi baru di daerah terpencil, meningkatkan akses pasar bagi produk lokal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Sumber Daya Manusia

Keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil. Kurangnya tenaga kerja terampil, rendahnya tingkat pendidikan, dan minimnya akses terhadap pelatihan menjadi faktor penghambat dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan.

Bappenas berperan penting dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup. Salah satu strategi kunci adalah meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi, yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam konteks perkotaan, Bappenas telah menunjukkan komitmennya melalui berbagai program untuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi, seperti yang dijelaskan dalam artikel Peran Bappenas dalam meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi di perkotaan.

Dengan akses yang lebih baik terhadap air bersih dan sanitasi, masyarakat di daerah terpencil dapat meningkatkan kesehatan, produktivitas, dan kesejahteraan mereka, yang pada akhirnya mendukung pengembangan ekonomi berbasis masyarakat.

Modal

Keterbatasan modal merupakan tantangan yang signifikan dalam pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil. Akses terbatas terhadap sumber pembiayaan, seperti pinjaman bank dan investasi swasta, membuat sulit bagi masyarakat untuk memulai usaha dan mengembangkan potensi ekonomi lokal.

Strategi Bappenas dalam Mengatasi Tantangan

Bappenas telah merumuskan berbagai strategi dan program untuk mengatasi tantangan dalam pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil. Berikut beberapa contohnya:

  • Peningkatan Aksesibilitas dan Infrastruktur: Bappenas fokus pada pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan, jembatan, dan jaringan telekomunikasi, untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di daerah terpencil. Program ini bertujuan untuk mempermudah akses ke pasar, membuka peluang bisnis, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
  • Peningkatan Sumber Daya Manusia: Bappenas mendorong program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat di daerah terpencil. Program ini meliputi pelatihan kewirausahaan, keterampilan teknis, dan pendidikan vokasi, yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas tenaga kerja.
  • Peningkatan Akses terhadap Modal: Bappenas menyediakan program kredit dan pendanaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah terpencil. Program ini bertujuan untuk mempermudah akses terhadap modal bagi pelaku usaha lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.

Ilustrasi Strategi Bappenas

Sebagai contoh, Bappenas telah menjalankan program pembangunan jalan desa di daerah terpencil di Provinsi Papua. Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas di daerah tersebut, yang pada akhirnya akan membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Bappenas juga telah meluncurkan program pelatihan kewirausahaan bagi kaum perempuan di daerah terpencil di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kaum perempuan dalam berbisnis, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan.

Strategi Bappenas dalam Mendorong Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat

Bappenas, sebagai lembaga perencanaan pembangunan nasional, memegang peran penting dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, khususnya di daerah terpencil. Strategi yang diterapkan Bappenas fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan membangun perekonomian yang berkelanjutan.

Bappenas terus mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat lokal. Salah satu strategi yang diterapkan adalah dengan mengoptimalkan potensi sumber daya manusia di daerah tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, Bappenas melakukan berbagai upaya, termasuk pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi masyarakat, serta memfasilitasi akses terhadap informasi dan teknologi.

Kinerja Bappenas dalam mengelola sumber daya manusia di daerah ini pun menjadi sorotan, seperti yang diulas dalam Evaluasi kinerja Bappenas dalam mengelola sumber daya manusia di daerah. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, Bappenas berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di daerah terpencil.

Pendekatan dan Program Bappenas

Bappenas mengusung pendekatan terpadu dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. Pendekatan ini melibatkan berbagai program dan kebijakan yang saling terkait, sehingga dapat memberikan dampak yang optimal. Berikut adalah beberapa strategi Bappenas:

  • Pendekatan Partisipatif: Bappenas mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Melalui forum musyawarah desa dan kegiatan serupa, masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan kebutuhan mereka, sehingga program pembangunan lebih relevan dan tepat sasaran.
  • Penguatan Kelembagaan: Bappenas mendukung penguatan kelembagaan masyarakat, seperti kelompok tani, koperasi, dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Penguatan kelembagaan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat dalam mengelola sumber daya dan mengembangkan usaha.
  • Pemberdayaan Ekonomi: Bappenas menyediakan program-program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, seperti pelatihan kewirausahaan, akses terhadap modal, dan pendampingan usaha. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan akses terhadap sumber daya bagi masyarakat, sehingga mereka dapat mengembangkan usaha yang berkelanjutan.

Contoh Konkret Strategi Bappenas

Bappenas telah menerapkan berbagai strategi konkret dalam mendorong pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. Berikut beberapa contohnya:

  • Program Pendampingan: Bappenas memberikan pendampingan kepada kelompok tani di daerah terpencil untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Misalnya, pendampingan dalam penerapan teknologi pertanian yang tepat guna, akses terhadap pasar, dan pengolahan hasil panen.
  • Pelatihan Kewirausahaan: Bappenas menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat di daerah terpencil, dengan fokus pada pengembangan usaha yang sesuai dengan potensi lokal. Pelatihan ini mencakup materi tentang manajemen usaha, pemasaran, dan akses terhadap permodalan.
  • Akses Terhadap Modal: Bappenas memfasilitasi akses masyarakat terhadap modal melalui program kredit usaha rakyat (KUR) dan program pembiayaan lainnya. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha, membeli peralatan, dan meningkatkan skala produksi.

Melibatkan Masyarakat dalam Perencanaan dan Pelaksanaan

Bappenas melibatkan masyarakat secara aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan program pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. Berikut beberapa cara yang dilakukan:

  • Musyawarah Desa: Bappenas mendorong pelaksanaan musyawarah desa sebagai forum untuk membahas dan menentukan prioritas pembangunan di tingkat desa. Musyawarah desa melibatkan seluruh elemen masyarakat, sehingga program pembangunan yang direncanakan dapat mengakomodasi kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
  • Pembentukan Tim Kerja: Bappenas mendorong pembentukan tim kerja yang melibatkan masyarakat lokal dalam pelaksanaan program pembangunan. Tim kerja ini bertanggung jawab dalam mengawasi, mengelola, dan mengevaluasi program pembangunan, sehingga dapat memastikan program tersebut berjalan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
  • Evaluasi Program: Bappenas secara berkala melakukan evaluasi program pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. Evaluasi ini melibatkan masyarakat, sehingga dapat memperoleh masukan dan saran yang konstruktif untuk meningkatkan efektivitas program.

Kolaborasi dalam Pengembangan Ekonomi Berbasis Masyarakat

Pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil membutuhkan sinergi dan kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak. Bappenas sebagai lembaga perencana pembangunan nasional memegang peran penting dalam memfasilitasi dan mengarahkan upaya pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil. Kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sektor swasta menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pentingnya Kolaborasi

Kolaborasi dalam pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, kolaborasi memungkinkan penggabungan sumber daya, keahlian, dan pengetahuan dari berbagai pihak. Bappenas memiliki akses ke data dan informasi nasional, sedangkan pemerintah daerah memiliki pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan potensi wilayahnya.

LSM memiliki keahlian dalam pemberdayaan masyarakat dan sektor swasta memiliki kemampuan dalam mengembangkan bisnis dan menciptakan lapangan kerja. Kedua, kolaborasi dapat meningkatkan efektivitas program dan proyek dengan meminimalkan tumpang tindih dan memaksimalkan sinergi. Ketiga, kolaborasi dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan program dan proyek pengembangan ekonomi berbasis masyarakat.

Peran Masing-masing Pihak

Setiap pihak memiliki peran yang penting dalam kolaborasi pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil.

  • Bappenasberperan sebagai fasilitator dan koordinator dalam merumuskan kebijakan dan strategi nasional untuk pengembangan ekonomi berbasis masyarakat. Bappenas juga bertanggung jawab dalam mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasikan program dan proyek yang terkait dengan pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil.
  • Pemerintah daerahmemiliki peran kunci dalam mengimplementasikan program dan proyek pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di wilayahnya. Pemerintah daerah bertanggung jawab dalam mengidentifikasi potensi dan kebutuhan masyarakat, serta memfasilitasi akses terhadap sumber daya dan infrastruktur yang diperlukan.
  • Lembaga swadaya masyarakat (LSM)memiliki peran penting dalam pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitas. LSM dapat membantu dalam membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, serta melatih dan membina masyarakat dalam mengelola usaha dan mengembangkan potensi lokal.
  • Sektor swastaberperan dalam menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. Sektor swasta dapat berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur dan teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil.

Alur Kolaborasi

Kolaborasi dalam pengembangan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil dapat divisualisasikan melalui diagram alur berikut.

Tahap Pihak yang Berperan Aktivitas
Perencanaan Bappenas, Pemerintah Daerah, LSM – Mengidentifikasi potensi dan kebutuhan masyarakat
  • Merumuskan strategi dan program pengembangan ekonomi berbasis masyarakat
  • Mengalokasikan sumber daya dan menentukan target
Implementasi Pemerintah Daerah, LSM, Sektor Swasta – Melaksanakan program dan proyek pengembangan ekonomi berbasis masyarakat
  • Memberdayakan masyarakat dan mengembangkan kapasitas
  • Menciptakan lapangan kerja dan mengembangkan bisnis
Monitoring dan Evaluasi Bappenas, Pemerintah Daerah, LSM – Memantau pelaksanaan program dan proyek
  • Mengevaluasi efektivitas program dan proyek
  • Melakukan penyesuaian program dan proyek berdasarkan hasil evaluasi

Kesimpulan

Melalui kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, Bappenas berkomitmen untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat di daerah terpencil.

Dengan langkah-langkah yang sistematis dan berkelanjutan, Bappenas berupaya menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat di wilayah terpencil.