Perang di Timur Tengah semakin meningkat tegangnya dengan adanya serangan antara Houthi dari Yaman dan Israel yang saling bertukar serangan. Houthi Yaman menembakkan rudal ke bandara Ben Gurion Israel, mengikuti serangan ke bandara internasional Sanaa dan target lain di Yaman oleh Israel. Belum ada informasi detail mengenai kerusakan atau korban di Israel akibat serangan ini. Selain itu, Israel juga melancarkan serangan udara ke Yaman, menargetkan bandara internasional Sanaa, fasilitas militer, pembangkit listrik, dan kota pelabuhan Hodeida, Salif, dan Ras Kanatib di Yaman. Media Houthi melaporkan jumlah korban tewas dan luka akibat serangan ini. Selain itu, serangkaian serangan juga dilakukan terhadap sebuah pembangkit listrik di Hodeida oleh Israel.
Selain itu, Israel juga melancarkan serangan terhadap Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, yang menyebabkan rusaknya atap dan jendela rumah sakit. Serangan ini dianggap sebagai aksi keji oleh DPR RI. Selain itu, Israel juga menghadapi kritik dari Paus Fransiskus atas tindakan kekejaman mereka di Gaza. Pertemuan antara Duta Besar Vatikan untuk Israel dan Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri Israel berlangsung untuk membahas pernyataan Paus Fransiskus tersebut.
Para pakar Hubungan Internasional memperkirakan konflik antara Israel dan Palestina tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Beberapa pakar menyebut bahwa perang ini hanya akan berakhir jika Israel mengakhiri pendudukan mereka di tanah Palestina atau memberikan hak penentuan nasib sendiri kepada Palestina. Namun, ada juga pandangan bahwa Israel tidak akan berhenti dalam upaya konflik, terutama dengan dukungan dari AS di bawah kepemimpinan Donald Trump. Selain itu, ada pula pandangan bahwa perang ini akan terus berlanjut karena alasan politik, seperti adanya tuduhan korupsi terhadap PM Netanyahu yang membuatnya perlu memperpanjang perang untuk mengalihkan perhatian dari kasus korupsi yang dihadapinya.