Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, baru-baru ini terlihat mengunjungi kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Tujuan dari pertemuan tersebut adalah untuk membahas kemungkinan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga perusahaan. Saat ini, izin ekspor konsentrat hanya berlaku hingga akhir Desember 2024 dan masih dalam tahap pembahasan perpanjangan. Hal ini dipicu oleh kebakaran yang terjadi di fasilitas pemurnian tembaga perusahaan di Gresik, Jawa Timur.
Dampak dari insiden kebakaran tersebut menyebabkan seluruh operasional produksi katoda tembaga di Smelter di KEK Gresik JIIPE dihentikan sementara. Tony mengungkapkan bahwa produksi tidak dapat dilakukan selama proses perbaikan berlangsung. Menurut laporan dari PTFI, smelter baru dapat berproduksi kembali pada bulan Juli 2025 dengan ramp-up produksi mencapai 40% dari kapasitas penuh.
Meskipun target ramp-up produksi dijadwalkan pada bulan Juli, smelter tidak akan langsung beroperasi secara maksimal. Menurut Plt. Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian, smelter baru dapat mencapai produksi sebesar 40% dari kapasitas penuh. Proses ramp-up tersebut diperkirakan akan selesai dalam waktu enam bulan dan PTFI bersiap untuk memulai tahap awal ramp-up pada semester pertama tahun tersebut.