Strategi Terbaru Prabowo Hadapi Trump

by -24 Views

Pemerintah Presiden Prabowo Subianto akan mengambil jalur bilateral untuk menghadapi kebijakan Presiden terpilih Donald Trump terkait pengenaan tarif perdagangan yang lebih tinggi. Trump 2.0 diyakini akan meningkatkan kecemasan global dengan proteksionismenya, termasuk mengurangi defisit dengan negara mitra dagang, seperti Indonesia yang menyumbang defisit terbesar ke-15 bagi Amerika Serikat (AS). Meskipun AS telah memberlakukan tarif impor terhadap Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia akan berupaya menjalin kerja sama ekonomi bilateral untuk meredakan tarif tersebut.

Airlangga menegaskan bahwa kerja sama ekonomi bilateral dapat berupa perjanjian perdagangan bebas (FTA) atau format lainnya, tanpa harus melibatkan World Trade Organization (WTO). Trump’s trade policies, terutama terkait dengan China, telah menimbulkan kekhawatiran di kawasan Asia, di mana ia mengancam untuk memberlakukan tarif yang cukup tinggi. Direktur riset ekonomi di Moody’s Analytics, Katrina Ell, menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump dapat merugikan Asia secara keseluruhan, terutama melalui tarif yang agresif terhadap impor ke AS.

Dalam menghadapi potensi dampak dari kebijakan Trump, Pemerintah Indonesia memilih untuk menjalin kerja sama ekonomi bilateral untuk mengatasi tarif yang lebih tinggi yang mungkin diterapkan AS. Hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan ekonomi yang berkelanjutan dengan AS dan mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul akibat kebijakan proteksionis Trump 2.0.