Rusia ikut memberikan komentar mengenai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Negara Beruang Merah tersebut berharap bahwa kesepakatan tersebut dapat membawa “stabilisasi jangka panjang” dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk “penyelesaian politik yang komprehensif” antara Israel dan Palestina. Pernyataan ini diungkapkan setelah Qatar, yang bertindak sebagai mediator utama, mengumumkan bahwa Israel dan gerakan Islam Palestina Hamas telah sepakat untuk menghentikan konflik di Gaza. Kesepakatan ini diikuti dengan pertukaran sandera dan tahanan setelah lebih dari 15 bulan konflik yang terjadi. Kremlin menyambut kesepakatan tersebut meskipun Israel telah menuduh Hamas melakukan pelanggaran. Juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa setiap upaya untuk mengakhiri penderitaan rakyat Gaza dan meningkatkan keamanan Israel patut disambut. Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebut kesepakatan ini sebagai langkah penting menuju stabilisasi jangka panjang di zona konflik Israel-Palestina. Diharapkan bahwa kesepakatan ini dapat menjadi dasar bagi penyelesaian politik yang komprehensif dalam masalah Palestina. Qatar sebagai mediator utama juga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas akan mulai melaksanakan gencatan senjata pada Minggu, 19 Januari 2025, dengan pertukaran sandera dan tahanan yang akan dilakukan dalam 42 hari ke depan. Amerika Serikat, yang juga mengumumkan kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa langkah ini sejalan dengan kerangka kerja yang diusulkan oleh Presiden Joe Biden pada Mei 2024. Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, Perdana Menteri Qatar, menyatakan bahwa 33 sandera Israel akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
“Rusia Menyuarakan Sikap Terkait Gencatan Senjata Gaza”
