Amerika Serikat (AS) telah meminta sekutu dalam aliansi NATO untuk membayar ‘bagian yang adil’ dalam pertahanan sebelum mempertimbangkan perluasan aliansi. Utusan AS Richard Grenell menyampaikan hal ini dalam pertemuannya dengan kepala NATO di Davos, Swiss, Kamis (23/1/2025). Grenell menekankan bahwa AS tidak boleh menjadi satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas keamanan dan biaya dalam NATO. Ia juga menegaskan pentingnya anggota NATO, termasuk AS, untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan sesuai dengan tujuan aliansi.
Presiden AS saat itu, Donald Trump, telah mendorong anggota NATO untuk meningkatkan pengeluaran mereka dalam pertahanan. Grenell juga mengkritik pendahulu Trump yang tidak menjalin hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menyebabkan ketegangan antara Ukraina dan Rusia. Menurut Grenell, kolaborasi dalam menyelesaikan masalah global harus menjadi prioritas bagi para pemimpin dunia.
Pada tahun 2023, 32 negara anggota NATO menetapkan target pengeluaran pertahanan minimal sebesar 2% dari produk domestik bruto. Namun Trump menyarankan untuk menaikkannya menjadi 5%. Sekjen NATO, Mark Rutte, juga setuju bahwa pengeluaran pertahanan harus lebih tinggi, bahkan di atas 5%. Ia menekankan pentingnya solidaritas Eropa dalam mendukung pertahanan AS yang berkelanjutan.
Setelah pernyataan Grenell, Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengingatkan bahwa Vladimir Putin harus dianggap sebagai ‘musuh’ dan memberikan peringatan agar tidak terjadi keraguan di antara anggota NATO. Ia menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama antar anggota aliansi untuk mewujudkan keamanan global yang lebih baik.