Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa deflasi mencapai 0,76% pada Januari 2025, menandai deflasi pertama pada awal tahun setelah sebelumnya terjadi pada September 2024. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa kelompok perumahan air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memberikan sumbangan deflasi tertinggi sebesar 9,16%, di mana tarif listrik turun sebesar 1,44%. Namun, kelompok cabai merah dan cabai rawit mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,19% dan 0,17%.
Konsensus pasar yang dilakukan oleh CNBC Indonesia dari 12 institusi memperkirakan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) diproyeksikan mengalami inflasi bulanan sebesar 0,30% pada Januari 2025 dengan inflasi tahunan diperkirakan mencapai 1,85%. Selain itu, inflasi inti untuk bulan tersebut diprediksi mencapai 2,27% secara tahunan.
Perkembangan ini menunjukkan tren yang bertolak belakang dengan prediksi pasar, dan memberikan gambaran mengenai dinamika ekonomi yang tengah terjadi. Semua data tersebut memberikan indikasi yang kuat terkait kestabilan dan fluktuasi ekonomi yang diharapkan dapat memberikan panduan bagi pelaku pasar dan masyarakat umum.