Pencurian Triliunan dari Bursa Kripto Bybit: Penemuan Terbaru

by -11 Views

Bybit, salah satu bursa mata uang kripto terkemuka, baru-baru ini mengalami peretasan yang berhasil mencuri aset digital senilai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,45 triliun. Peretasan ini dianggap sebagai pencurian kripto terbesar dalam sejarah karena mengancam keamanan dompet dingin Bybit, yang seharusnya merupakan sistem penyimpanan offline yang aman. Dana yang dicuri, terutama dalam bentuk ether, cepat ditransfer ke berbagai dompet dan dijual melalui platform-platform lain.

CEO Bybit, Ben Zhou, memberikan asurance kepada pengguna melalui unggahan media sosial bahwa dompet dingin lainnya aman dan semua penarikan berjalan normal. Perusahaan analisis blockchain, seperti Elliptic dan Arkham Intelligence, berhasil melacak kripto yang dicuri dan penjualan cepatnya melalui akun-akun yang berbeda.

Elliptic melaporkan bahwa peretasan ini melampaui pencurian sebelumnya dalam sektor kripto, seperti kasus pencurian dari Poly Network dan Binance. Mereka juga menghubungkan serangan ini dengan Lazarus Group Korea Utara, sebuah kelompok peretas yang dikenal dengan operasi pencurian yang disponsori oleh negara dan pencucian uang yang canggih.

Serangan ini memicu penarikan besar-besaran dari pengguna Bybit yang khawatir dengan potensi kebangkrutan. Untuk menenangkan pelanggan, Zhou mengumumkan bahwa Bybit telah mendapatkan pinjaman jembatan dari mitra untuk menutupi kerugian dan memastikan operasi tetap berjalan.

Riwayat Lazarus Group dalam menargetkan platform kripto dimulai pada tahun 2017, ketika mereka mencuri bitcoin senilai USD 200 juta. Meskipun lembaga penegak hukum dan perusahaan pelacakan kripto terus berupaya menemukan aset yang dicuri, kejahatan kripto dalam skala besar tetap menjadi risiko yang harus diwaspadai.