Pasar Kripto Terlikuidasi Rp 17,3 Triliun: Penemuan Menarik

by -8 Views

Pasar kripto mengalami goncangan setelah harga Bitcoin merosot tajam ke USD 86.099 atau sekitar Rp 1,41 miliar, memicu likuidasi melebihi USD 1,06 miliar atau sekitar Rp 17,3 triliun. Para pemegang posisi long menjadi korban terberat, dengan kerugian total mencapai USD 873 juta.

Menurut data dari Coinglass pada 26 Februari, sekitar 230.000 pedagang mengalami likuidasi dalam 24 jam terakhir. Open interest di pasar turun 5%, menunjukkan adanya deleveraging besar-besaran. Arus masuk ke bursa melonjak 14,2%, menandakan aksi jual panik dari investor yang ingin mengamankan dana mereka.

Perubahan negatif dalam tingkat pendanaan juga mencerminkan sentimen investor yang semakin pesimis. Trader kini lebih berhati-hati, meramalkan potensi penurunan lebih lanjut akibat rendahnya likuiditas di pasar.

Aksi jual besar-besaran ini beriringan dengan arus keluar dana dari ETF Bitcoin spot di AS, mencapai USD 1,1 miliar dalam lima hari terakhir. Hanya pada 24 Februari, dana sebesar USD 516 juta ditarik, menandakan tekanan jual yang menguat.

Selain Bitcoin, saham dari perusahaan terkait kripto juga mengalami penurunan signifikan. Coinbase (COIN) turun 6,4%, Robinhood (HOOD) turun 8%, sementara perusahaan penambangan Bitcoin seperti Bitdeer (BTDR) dan Marathon Digital (MARA) anjlok masing-masing 29% dan 9%.

Data dari IntoTheBlock mengungkapkan bahwa 12% alamat Bitcoin saat ini berada dalam kondisi rugi, proporsi tertinggi sejak Oktober 2024. Banyak investor yang membeli Bitcoin dekat dengan puncak harga USD 108.000, sehingga tekanan jual semakin meningkat.

Paus kripto juga turut berkontribusi dalam memengaruhi pasar. Dalam satu minggu terakhir, mereka telah menjual lebih dari USD 1,2 miliar Bitcoin, yang semakin memperburuk kondisi likuiditas.

Source link