Kesempatan Bertemu China, Jepang-Korsel setelah 5 Tahun

by -13 Views

Pada Minggu, (30/3/2025), Korea Selatan, China, dan Jepang menjalankan dialog ekonomi pertama dalam lima tahun untuk memperkuat kerja sama perdagangan regional. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap tekanan ekonomi akibat kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Meskipun Seoul, Beijing, dan Tokyo merupakan mitra dagang utama AS, namun sering kali terjadi perselisihan terkait berbagai isu, seperti sengketa teritorial dan masalah pembuangan limbah dari pembangkit nuklir Fukushima di Jepang.

Dalam pertemuan tersebut, ketiga menteri perdagangan (Mendag) negara sepakat untuk bekerja sama dalam pembicaraan komprehensif dan berstandar tinggi terkait perjanjian perdagangan bebas Korea Selatan-Jepang-China. Tujuannya adalah untuk mendorong perdagangan regional dan global. Menteri Perdagangan Korea Selatan, Ahn Duk-geun, menekankan perlunya memperkuat implementasi RCEP dan menciptakan kerangka kerja untuk memperluas kerja sama perdagangan melalui negosiasi FTA Korea-China-Jepang.

Pertemuan tersebut dilakukan menjelang pengumuman Trump mengenai penambahan tarif, yang mengguncang kemitraan perdagangan Washington. Meskipun pembicaraan mengenai perjanjian perdagangan bebas trilateral antara Korea Selatan, China, dan Jepang telah dimulai sejak tahun 2012, namun hingga kini belum mencapai kemajuan signifikan. RCEP, yang mulai berlaku pada tahun 2022, merupakan kerangka perdagangan yang melibatkan 15 negara di kawasan Asia-Pasifik dengan tujuan menurunkan hambatan perdagangan.

Keputusan Trump untuk memberlakukan tarif impor sebesar 25% untuk mobil dan suku cadang otomotif pekan lalu dapat berdampak negatif bagi produsen mobil Asia, terutama Korea Selatan dan Jepang. Korea Selatan adalah eksportir kendaraan terbesar kedua ke AS setelah Meksiko, diikuti oleh Jepang. Sebagai langkah lanjutan, para menteri sepakat untuk mengadakan pertemuan selanjutnya di Jepang.

Source link