Kebijakan tarif baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Rabu, telah memicu kekhawatiran akan terjadinya krisis ekonomi global. JPMorgan, perusahaan keuangan terbesar AS, memperkirakan peluang resesi AS dan global meningkat hingga 60% akibat tekanan tarif Trump yang dapat mengancam kepercayaan bisnis dan memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Pasca peningkatan tarif oleh AS pada puluhan negara, China pun membalas dengan menaikkan tarif pada barang-barang AS, menimbulkan ketegangan perdagangan dan potensi kerugian pada pasar keuangan global.
JPMorgan memproyeksikan kemungkinan resesi ekonomi global mencapai 60% pada akhir tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya 40%. Kebijakan perdagangan AS dianggap sebagai risiko terbesar bagi prospek global tahun ini, dengan kebijakan yang kurang ramah terhadap bisnis dan menimbulkan ketidakpastian. Peningkatan biaya impor akibat tarif Trump diperkirakan akan berdampak pada kenaikan harga barang, mulai dari bahan pokok hingga barang-barang konsumsi lainnya.
JPMorgan menggambarkan tarif sebagai peningkatan pajak fungsional atas barang impor AS, yang memengaruhi harga dan biaya impor secara luas. Indeks-indeks utama Wall Street turun tajam setelah pengumuman tarif Trump, memengaruhi performa pasar ekuitas AS. Meskipun tarif dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, para analis memperkirakan adanya ruang bagi bank sentral AS untuk memangkas suku bunga guna meningkatkan aktivitas ekonomi. Dengan demikian, guncangan tarif diharapkan bisa diredam oleh kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.