Defisit Sumber Daya Energi, RI Berpotensi Impor LNG – SKK Migas

by -14 Views

Indonesia Tidak Mengimpor LNG karena Produksi Dalam Negeri Sudah Maksimal

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan bahwa hingga saat ini Indonesia belum perlu mengimpor liquefied natural gas (LNG) karena fokus terlebih dahulu pada memaksimalkan produksi dalam negeri. Menurut Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, saat ini Indonesia mampu memenuhi kebutuhan LNG untuk bulan April-Mei 2025 dari produksi lokal. Hal ini terungkap dalam acara peluncuran OLNG FEED Masela di Jakarta.

Meskipun demikian, Indonesia tetap berkomitmen untuk memprioritaskan gas domestik daripada opsi impor, sesuai yang diungkapkan oleh Djoko Siswanto. Evaluasi mengenai kemungkinan impor masih terus dilakukan, sementara upaya terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan LNG dari dalam negeri. Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik pada 2024 mencapai 3.881 billion british thermal unit per day (bbtud), sedangkan untuk kebutuhan ekspor mencapai 1.905 bbutd.

Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa pada 2024 proporsi gas domestik lebih tinggi dibandingkan dengan gas yang diekspor. Untuk mendukung pertumbuhan kebutuhan gas dalam negeri, Bahlil berencana akan mengalihkan ekspor gas pipa ke Singapura untuk kebutuhan domestik. Rincian serapan gas domestik pada 2024 antara lain untuk industri sebesar 40%, kelistrikan 19%, LNG domestik 19%, pupuk 19%, LPG domestik 2%, gas perkotaan 1%, dan bahan bakar gas 1%.

Dengan demikian, Indonesia terus berupaya untuk mempertahankan produksi gas dalam negeri demi mendukung kebutuhan domestik secara maksimal. Kepastian mengenai impor LNG dan strategi pengembangan sektor gas bumi dalam negeri terus menjadi fokus utama untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi gas di Indonesia.

Source link