Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Amerika Serikat telah menimbulkan ketidakpastian global dan memicu kekhawatiran di banyak negara terkait situasi ekonomi dunia saat ini. Namun demikian, Prabowo optimis bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk menghadapi dan mengelola dampak dari kebijakan tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah forum ekonomi yang membahas tema “Memperkuat Ketahanan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan”, di mana para ekonom, investor, dan pemimpin redaksi media nasional berkumpul untuk bersama-sama membahas isu tersebut. Prabowo menekankan pentingnya bagi ekonomi Indonesia untuk dapat mandiri, sesuai dengan visi para pendiri bangsa yang menjunjung tinggi prinsip membangun ekonomi yang berdiri kokoh di atas kaki sendiri. Ia juga membagikan keyakinannya terhadap kondisi positif ekonomi Indonesia saat ini dalam menghadapi tantangan global, yang didukung oleh berbagai indikator kunci seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, indeks kepercayaan konsumen, serta indeks pembelian manajer manufaktur. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, kebijakan hilir pemerintah dan usaha untuk meningkatkan daya saing di sektor manufaktur juga telah memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini tercermin dalam hasil-hasil yang dicapai di berbagai sektor ekonomi yang menunjukkan ketahanan ekonomi yang solid. Laporan terbaru dari Moody’s pun menyatakan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga, dengan dukungan dari permintaan domestik yang kuat serta komitmen pemerintah untuk menjalankan kebijakan moneter dan fiskal yang kredibel. Melalui berbagai langkah dan kebijakan yang diimplementasikan, Indonesia terus berupaya meningkatkan daya saing di sektor manufaktur guna menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi.
Prabowo: Indonesia’s Response to Trump’s Tariff Impact
