PBB Bongkar Jaringan Pencucian Uang Kripto di Asia Tenggara

by -25 Views

Kawasan Asia Tenggara menghadapi tantangan baru terkait peningkatan kasus eksploitasi kripto dengan penggunaan koin, bursa, dan jaringan blockchain untuk praktik pencucian uang. Hal ini diungkapkan dalam laporan terbaru dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC). Menurut laporan tersebut, sindikat kriminal kini membangun ekosistem keuangan sendiri untuk menghindari deteksi, seperti yang terjadi dengan Huione Guarantee yang kini berganti nama menjadi Haowang.

Ekosistem ini telah terlibat dalam transaksi kripto senilai miliaran dolar terkait dengan penipuan selama empat tahun terakhir. Dengan lebih dari 970.000 pengguna dan ribuan vendor terhubung, platform ini berkantor pusat di Phnom Penh, Kamboja. UNODC juga mencatat bahwa pusat penipuan di Myanmar, Kamboja, dan Laos telah menggunakan teknologi blockchain, kecerdasan buatan, dan stablecoin untuk mendorong operasi mereka.

Terjadi skema penipuan yang kompleks, termasuk phishing, penipuan investasi, dan praktik “penyembelihan babi” yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya. Sindikat-sindikat ini tersebar di wilayah Asia Tenggara dan menghadirkan tantangan serius dalam upaya pemberantasan kejahatan dunia maya. Perlu diingat bahwa keputusan investasi dalam kripto selalu memiliki risiko, dan pembaca diharapkan untuk melakukan analisis dan penelitian sebelum melakukan transaksi. Liputan6.com sebagai sumber informasi tidak bertanggung jawab atas keuntungan maupun kerugian yang mungkin timbul akibat keputusan investasi.

Source link