Pengusaha Dipalak Ormas: Ancaman Malapetaka bagi RI

by -12 Views

Tindakan premanisme ormas terhadap dunia usaha dan masyarakat menimbulkan kekhawatiran yang mendalam. Banyak pelaku usaha merasa takut untuk berkembang karena potensi ancaman dari tindakan premanisme ini. Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif Indef, mengungkapkan kekhawatiran ini karena ketidakpastian perlindungan pemerintah terhadap ormas yang melakukan tindakan semacam ini. Selain itu, banyak pabrik di sektor padat karya, seperti tekstil, mulai tutup, menciptakan masalah baru yaitu pengangguran. Situasi sulit ekonomi, ditambah kesulitan mencari pekerjaan, membuat sebagian masyarakat akhirnya bergabung dengan ormas sebagai solusi jalan pintas.

Tindakan premanisme ini mengganggu stabilitas investasi di Indonesia dan membuat investor meragukan keamanan bisnis di negara ini. Investor lebih cenderung memilih negara lain jika kondisi ini terus dibiarkan. Hal ini juga menambah biaya bagi pelaku usaha dan akhirnya bisa memberatkan konsumen. Aleviery Akbar, pengamat properti, mengungkapkan bahwa kehadiran ormas bisa mengganggu ekosistem investasi di Indonesia, seperti yang terjadi pada kasus pembangunan mobil listrik BYD di Subang.

Sejumlah pengusaha terkenal, seperti Ketua Umum Apindo, PHRI, DMSI, dan lainnya, juga merasa resah dengan tindakan premanisme ormas yang meminta Tujangan Hari Raya (THR) hingga jatah proyek. Keberadaan premanisme ini harus segera dihentikan oleh pemerintah dan aparat penegak hukum agar investasi dan stabilitas ekonomi Indonesia tetap terjaga. Jika tidak, dampak negatif dari tindakan ini bisa semakin meluas dan mengancam kemakmuran negara.

Source link