Menurut Kepala Global Riset Aset Digital di Standard Chartered, Geoffrey Kendrick, harga Bitcoin diprediksi akan terus meningkat dan bisa mencapai rekor baru hingga USD 120.000 atau sekitar Rp2 miliar. Hal ini didukung oleh beberapa faktor kunci yang menjadi alasan optimisme terhadap kenaikan harga Bitcoin.
Salah satu faktor pendorong adalah tingginya premi jangka waktu Treasury Amerika Serikat yang mencapai level tertinggi dalam 12 tahun. Hal ini menunjukkan tekanan di pasar keuangan tradisional yang mendorong investor untuk mencari alternatif investasi, termasuk Bitcoin. Selain itu, investor besar atau paus Bitcoin juga melakukan akumulasi secara agresif, yang meningkatkan permintaan di pasar.
Perubahan pandangan terhadap aset aman juga turut mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin. Bitcoin mulai menggantikan peran emas sebagai aset aman, terutama dengan semakin banyaknya produk ETF Bitcoin yang menjadi pilihan bagi investor ritel dan institusional. Minat investor Amerika terhadap Bitcoin juga semakin meningkat sejak kebijakan Presiden Donald Trump memperpanjang tarif perdagangan, membuat Bitcoin unggul dibandingkan saham-saham teknologi.
Dengan adanya faktor-faktor ini, Kendrick menyarankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli Bitcoin. Hal ini juga terbukti dari performa Bitcoin yang lebih baik dibandingkan saham teknologi setelah kebijakan tarif perdagangan diumumkan, meskipun sebelumnya terdapat korelasi historis antara kedua pasar tersebut. Sehingga, prospek harga Bitcoin akan terus menarik bagi para investor yang mencari alternatif investasi yang potensial.
