Ketegangan di Timur Tengah mencapai level tertinggi setelah serangan udara Israel ke fasilitas militer dan nuklir Iran. Sejumlah maskapai penerbangan besar dunia menghentikan atau mengalihkan rute penerbangan ke Tel Aviv, Teheran, dan kota-kota lain di kawasan sebagai tindak lanjut dari kejadian tersebut. Iran membalas dengan meluncurkan drone ke wilayah Israel, sementara negara-negara tetangga seperti Irak, Yordania, dan Suriah menutup wilayah udaranya.
Maskapai penerbangan seperti Emirates dan Qatar Airways dari Timur Tengah terpaksa membatalkan penerbangan ke Irak, Yordania, Lebanon, dan Iran atas pertimbangan keamanan. Di sisi Eropa, Air France menghentikan penerbangan ke Tel Aviv untuk sementara waktu, menunjukkan dampak luas dari konflik tersebut terhadap industri penerbangan internasional. Lufthansa dari Jerman juga menangguhkan penerbangan ke Teheran hingga akhir Juli, sementara Air India membatalkan sejumlah penerbangan lintas benua karena eskalasi konflik.
Situasi yang memanas membuat beberapa pesawat harus berbalik arah karena mendekati wilayah udara yang dinyatakan tertutup, sementara bandara seperti Abu Dhabi dan Dubai memperingatkan potensi keterlambatan dan pembatalan penerbangan akibat penutupan wilayah udara Iran, Irak, dan Suriah. Keselamatan penumpang dan kru menjadi prioritas utama bagi maskapai penerbangan dalam menghadapi situasi ini.