Analis memperkirakan Bitcoin akan melihat peningkatan penjualan setelah mengalami penurunan signifikan akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Bitcoin (BTC) turun hampir 5% ke level terendah harian USD 102.822 sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap Iran yang menciptakan sentimen penghindaran risiko di pasar.
Meskipun demikian, analis yakin bahwa pasar kripto akan segera pulih entah karena de-eskalasi situasi atau pergeseran dalam narasi Bitcoin secara keseluruhan. Salah satu pendiri dan kepala operasi di RedStone, Marcin Kazmierczak, menyoroti bahwa ketegangan di Timur Tengah dan aksi jual yang terjadi dapat mengagetkan pasar dengan likuidasi posisi long sebesar USD 427,84 juta di berbagai Bitcoin dan Ethereum (ETH) futures.
Kazmierczak menyatakan bahwa meskipun Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan signifikan, insiden serupa di masa lalu cenderung diikuti dengan rebound harga setelah ketegangan mereda. Tahun lalu, pemogokan pada bulan April memicu aksi jual serupa yang kemudian berbalik saat ketegangan mereda.
Namun, situasi saat ini di Timur Tengah memiliki risiko yang lebih tinggi karena Israel langsung menargetkan program nuklir Iran dan bersumpah untuk terus melakukan operasi tanpa batas waktu. Kazmierczak mengungkapkan keyakinannya bahwa eskalasi konflik akan merugikan aset berisiko termasuk Bitcoin, dan pemulihan pasar bergantung pada seberapa cepat ketegangan dapat mereda.
