Selama rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025, dua isu global utama mendapat sorotan. Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman mengungkapkan bahwa perhatian tertuju pada perkembangan negosiasi tarif AS yang resiprokal dan konflik geopolitik yang semakin meningkat, khususnya antara Iran dan Israel. Terkait dinamika negosiasi tarif, perhatian tertuju pada pemberlakuan tarif dua kali lipat untuk baja dan alumunium yang dapat berdampak pada tarif resiprokal di masa depan. Meskipun demikian, terdapat dinamika positif dari negosiasi yang telah selesai, seperti antara UK dan Qatar, serta negosiasi yang masih berlangsung dengan Indonesia.
Sementara itu, perhatian dewan gubernur BI terhadap konflik geopolitik adalah dampaknya terhadap perekonomian, khususnya terhadap pasar keuangan, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi. Efek terhadap pasar keuangan terutama mempengaruhi nilai tukar rupiah, sedangkan efek terhadap perdagangan mengganggu rantai pasokan global dan efek terhadap pertumbuhan ekonomi terkait dengan potensi pelemahan. Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah dinamika ekonomi global yang kompleks.