Untuk tetap bersaing di kawasan Asia Tenggara, industri kripto Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah strategis agar tidak tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam. Salah satu usulan utama adalah memberikan insentif fiskal, seperti menyederhanakan perpajakan aset kripto di platform exchange lokal. Regulasi yang ada perlu disempurnakan agar lebih responsif terhadap perkembangan teknologi dan model bisnis kripto yang terus berkembang. Peningkatan literasi digital dan finansial juga menjadi kunci penting agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam ekosistem kripto dengan aman dan bertanggung jawab.
Dukungan terhadap startup dan pengembang juga perlu diperkuat, termasuk kemudahan akses pendanaan, pengembangan sandbox regulasi, dan program inkubasi bagi proyek-proyek blockchain. Kolaborasi strategis antara regulator, pelaku usaha, dan institusi pendidikan juga perlu ditingkatkan untuk menciptakan talenta digital yang kompeten dan berdaya saing global. Penting untuk memastikan bahwa Indonesia tidak kehilangan momentum dalam pertumbuhan ekonomi digital untuk mengikuti perkembangan blockchain dan aset digital.
Dalam konteks ini, Calvin menekankan bahwa langkah-langkah tersebut sangat penting agar Indonesia tidak tertinggal di masa depan yang semakin didominasi oleh blockchain dan aset digital. Sebagai sebuah negara, kita harus berkolaborasi dalam membangun masa depan ini bersama-sama. Adapun setiap keputusan investasi tetap menjadi tanggung jawab pembaca, dengan disarankan untuk belajar dan menganalisis sebelum membeli atau menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang mungkin timbul dari keputusan investasi.
