Sekali Lagi, Peningkatan Produksi Minyak RI Gagal Capai Target Tahun Ini

by -150 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu mencatat lifting minyak hingga 31 Oktober 2023 baru mencapai 604,3 ribu barel per hari (bph). Angka tersebut setidaknya baru mencapai 91,6% dari target yang ditetapkan di APBN sebesar 660 ribu bph.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya capaian lifting minyak pada 31 Oktober 2023 terjadi karena adanya beberapa faktor. Diantaranya seperti penurunan produksi Blok Cepu yang dioperatori oleh Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL) dan Blok Rokan yang dioperatori oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Oleh sebab itu, ia memproyeksikan lifting minyak hingga akhir tahun masih akan tetap belum mencapai target yang telah ditetapkan di APBN. Adapun hingga Desember 2023, lifting minyak diprediksi hanya mencapai 606,3 ribu bph atau 91,9% dari target APBN.

“Khususnya EMCL sangat tajam sekali penurunan dan program infield drilling masih belum onstream jadi terpaksa menelan penurunan ini. Outlook akhir tahun direncanakan 606,3 ribu bph,” kata Dwi dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (30/11/2023).

Selain penurunan produksi di dua Blok jumbo itu, rendahnya capaian lifting minyak juga terjadi karena adanya gangguan di fasilitas produksi migas yang dioperatori anak usaha Pertamina Hulu Energi (PHE). Seperti kebocoran pipa di fasilitas produksi Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) dan Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES).

“Kuartal 3 kami mengalami musibah bocornya pipa-pipa khususnya di OSES dan di ONWJ. Kebocoran-kebocoran dari aging facility dan kemudian juga terbakarnya kabel power sehingga kami harus me-reroute mode off electricity production di OSES dari tadinya menggunakan kabel menjadi gas,” kata Dwi.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Tak Masalah SKK Migas Bubar, Pengusaha Cuma Mau Jaminan Hukum
(pgr/pgr)