Tom Lembong, co-captain dari tim nasional Anies-Muhaimin, menyoroti besarnya kenaikan anggaran di Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto. Dia mengatakan bahwa ada urgensi di balik kenaikan anggaran Kementerian Pertahanan yang melejit menjadi US$25 miliar, dari sebelumnya hanya US$20,75 miliar untuk 2024 mendatang. Hal ini mencakup kenaikan sekitar Rp60-70 triliun jika menggunakan kurs rata-rata saat ini.
Tom Lembong mempertanyakan urgensi mengalokasikan dana puluhan triliun untuk tambahan alutsista, sementara rakyat semakin tertekan dengan harga pangan yang terus naik, kesulitan akses kesehatan, mahalnya pendidikan, minimnya lapangan kerja, serta kesulitan memiliki rumah. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sebelumnya menyebut bahwa penambahan anggaran sebesar US$4,25 miliar tersebut berasal dari utang luar negeri.
Tom Lembong juga memandang bahwa besarnya kenaikan anggaran yang fantastis di Kementerian Pertahanan tidak dibarengi dengan transparansi dan berpotensi konflik kepentingan. Dia merujuk ‘hasil rapot’ Kementerian Pertahanan yang hanya mendapat nilai B dalam penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Nilai B merupakan kategori nilai SAKIP terendah di antara 33 Kementerian di daftar penilaian SAKIP oleh Kementerian PANRB pada tahun 2022.
Atas kondisi ini, Tom Lembong meminta Sri Mulyani, sebagai pihak yang meloloskan anggaran, untuk memberikan penjelasan yang rasional kepada masyarakat demi asas transparansi. Dia terkejut bahwa Sri Mulyani sebagai profesional yang dihormati banyak kalangan bisa menyetujui kenaikan anggaran pengadaan alutsista yang begitu drastis tanpa keterangan yang rinci dan transparansi.
Tom Lembong memberikan harapan bahwa Sri Mulyani dapat memberikan keterangan yang lebih transparan, rinci, dan terbuka.