Mengenal Asal Usul Konflik Israel-Palestina

by -195 Views

Perang antara Israel dan Palestina terus berlanjut tanpa henti. Perang terbaru meletus ketika Hamas menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober dan Israel membalas dengan serangan udara. Perang ini telah berlangsung selama 16 hari dan menjadi perang paling mematikan di antara lima perang sebelumnya di Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 4.651 orang dan ribuan orang lainnya terluka. Sementara itu, 93 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Tepi Barat. Israel melaporkan bahwa 1.400 orang di negara mereka telah terbunuh, sebagian besar dalam serangan awal Hamas. Selain itu, 203 orang diyakini ditangkap oleh Hamas dan dibawa ke Gaza.

Konflik ini bermula lebih dari 100 tahun yang lalu pada tanggal 2 November 1917. Saat itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, menulis surat yang berdampak besar terhadap Palestina saat ini. Surat tersebut mengikat Inggris untuk mendirikan rumah nasional bagi orang Yahudi di Palestina. Pada tahun 1923, Inggris membentuk Mandat atas Palestina dan memfasilitasi migrasi massal orang Yahudi ke wilayah tersebut. Namun, warga Palestina melawan perubahan demografi dan penyitaan tanah mereka oleh Inggris.

Ketegangan semakin meningkat dan pemberontakan Arab terjadi dari tahun 1936 hingga 1939. Pada tahun 1947, PBB mengadopsi Resolusi 181 yang membagi Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi. Palestina menolak rencana tersebut karena memberikan sebagian besar wilayah Palestina kepada negara Yahudi. Akibatnya, perang pecah pada tahun 1948 dan Israel mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 15 Mei 1948.

Perang Arab-Israel pertama berakhir pada Januari 1949 setelah gencatan senjata antara Israel dan beberapa negara Arab. Pada bulan Desember 1948, PBB mengeluarkan Resolusi 194 yang menyerukan hak kembali bagi pengungsi Palestina. Setidaknya 150.000 warga Palestina tetap tinggal di wilayah Israel yang baru dibentuk dan hidup di bawah pendudukan militer sebelum akhirnya diberikan kewarganegaraan Israel.

Intifada pertama terjadi pada Desember 1987 di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Ini adalah perlawanan pertama yang dilakukan oleh Palestina. Intifada kedua dimulai pada tahun 2000 setelah Ariel Sharon, pemimpin oposisi Israel, melakukan kunjungan provokatif ke Masjid Al Aqsa. Intifada kedua berlangsung selama beberapa tahun dan menyebabkan kerusakan besar terhadap ekonomi dan infrastruktur Palestina.

Perjanjian Oslo ditandatangani pada tahun 1993 dan membentuk Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Namun, perjanjian ini tidak berhasil mencapai pendirian negara Palestina yang merdeka. Pemukiman Israel di Tepi Barat terus berkembang dan terjalinlah sistem diskriminasi terhadap warga Palestina.

Perang terus berlanjut hingga saat ini dan telah memakan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak. Masyarakat internasional terus mencari solusi atas konflik yang berkepanjangan ini.