Serangan Kapal Dagang yang Besar-besaran oleh Houthi di Laut Merah

by -148 Views

Kelompok Houthi dari Yaman telah melakukan serangan besar-besaran terhadap kapal dagang di Laut Merah, Selasa malam. Serangan tersebut diluncurkan dari dua lokasi, yaitu Barat Daya Mokha dan Hodeidah, Yaman.

Saat serangan terjadi, sekitar 50 kapal dagang berada di daerah tersebut. Kapal-kapal tersebut diserang dengan roket dan drone.

Pejabat Kementerian Pertahanan AS melaporkan bahwa para kru melaporkan adanya serangan tembakan roket dan drone bersenjata pada Selasa malam. Namun, belum ada kapal yang dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan tersebut.

Perusahaan keamanan maritim global Ambrey juga melaporkan penyerangan ini. Mereka melihat tiga kapal kecil dan dua rudal ditembakkan dari arah kapal tersebut. Mereka juga melaporkan adanya drone terbang di depan kapal tersebut.

Serangan ini dianggap sebagai serangan terbesar Houthi terhadap pelayaran komersial sejak serangan Israel ke Gaza dan dibentuknya Operation Prosperity Guardian oleh AS dan 13 negara sekutunya. Houthi sendiri menyerang kapal-kapal yang mereka yakini terkait Israel atau menuju ke Negeri Zionis.

Houthi menganggap ini sebagai protes terhadap serangan ke Gaza yang telah terjadi sejak 7 Oktober dan memperingatkan bahwa mereka tidak akan mengurangi jumlah serangan sampai Gaza menerima “makanan dan obat-obatan yang dibutuhkannya”.

Pasukan AS dan koalisinya dilaporkan mengirimkan armada tempurnya mendekati wilayah tersebut. Namun, tidak ada kapal perang Iran yang berada di wilayah tersebut saat serangan terjadi.

Serangan Houthi telah menimbulkan efek global, terutama terkait dengan perdagangan global dan produksi migas dunia. Beberapa raksasa perkapalan dunia telah memilih untuk menghindari perairan Laut Merah dengan memutar ke Tanjung Harapan di ujung Selatan Afrika, meskipun hal ini menyebabkan kenaikan tarif pengiriman.

Selain itu, harga minyak juga berpotensi mengalami lonjakan akibat ketegangan ini. Kepala penelitian minyak Goldman Sachs, Daan Struyven, mengatakan harga minyak dunia dapat melonjak hingga 20% hingga 100% jika konflik ini meluas ke Selat Hormuz.

Selat Hormuz merupakan perairan sempit yang menghubungkan Laut Arab dan Teluk Persia dan merupakan jalur pelayaran bagi kapal-kapal Iran. Gangguan yang berkepanjangan di Laut Merah dapat berdampak pada kenaikan harga minyak hingga tiga atau empat dolar lebih tinggi.