PLTU Sumsel 8, Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan Skala Besar, Menjadi Operasional

by -298 Views

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 (2×660 MW) telah mencapai status Commercial Operation Date (COD) atau beroperasi secara komersial. Tanggal COD ditetapkan efektif mulai 7 Oktober 2023 oleh PLN.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail berharap bahwa PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 atau yang juga dikenal sebagai PLTU Tanjung Lalang ini dapat memberikan manfaat bagi ketahanan energi nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Ia mengungkapkan, “Kami berharap PLTU Tanjung Lalang dapat membantu PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sumatera, serta menciptakan multiplier effect untuk pertumbuhan ekonomi sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan.”

PLTU Tanjung Lalang menggunakan teknologi supercritical yang efisien dan ramah lingkungan. Selain itu, PLTU Tanjung Lalang juga menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. Arsal menjelaskan, “Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.”

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengatakan bahwa kelistrikan di Sumatera akan semakin andal dengan adanya PLTU MT Sumsel-8. Ia menambahkan, “Kebutuhan listrik di Sumatera terus meningkat. Dengan demikian, PLTU MT Sumsel-8 ini memiliki peran penting untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut.”

PLTU MT Sumsel-8 merupakan bagian dari Program Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW yang berada di Desa Tanjung Lalang, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pembangkit ini juga dikenal dengan nama PLTU Tanjung Lalang dan dibangun oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) melalui kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK).

PLTU MT Sumsel-8 memasok listrik ke PLN dalam Sistem Kelistrikan Sumatera dan membutuhkan batu bara hingga 5,4 juta ton per tahun. Nilai investasi proyek PLTU MT Sumsel-8 mencapai US$ 1,68 miliar.