Hamas Ancam dengan ‘Kutukan’ bagi Zionis saat Israel Memasuki Gaza

by -170 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok Hamas, yang merupakan penguasa wilayah Jalur Gaza Palestina, mengeluarkan pernyataan terkait pengepungan yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza. Pernyataan tersebut disampaikan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.

Dalam rilisnya, Hamas mengancam bahwa langkah pengepungan tersebut akan menjadi kutukan sejarah bagi Israel. Kelompok ini mengatakan bahwa jika Israel terus menekan, mereka akan mengambil langkah yang berakibat bencana bagi Yerusalem Barat, yang dianggap sebagai Ibu Kota Israel oleh kalangan Zionis.

“Ada banyak korban di antara pasukan Israel. Lebih banyak tentara Israel akan kembali dalam peti mati,” ujar juru bicara kelompok militan tersebut, Abu Obeida, seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (3/11/2023).

Sejauh ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi kematian 19 tentara mereka dalam operasi tersebut. Pada Kamis, juru bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan bahwa pasukan Israel telah sepenuhnya mengepung Kota Gaza di bagian utara wilayah tersebut.

“Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas,” kata Hagari kepada wartawan, sambil menolak gagasan gencatan senjata dalam waktu dekat. “Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak dibahas,” tambahnya.

Israel menghadapi tekanan yang semakin besar dari PBB dan kelompok kemanusiaan untuk mencapai gencatan senjata, mengingat jumlah korban tewas di kalangan warga sipil di Gaza semakin meningkat dan kekhawatiran akan penyebaran konflik di Timur Tengah.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, tidak meminta penghentian perselisihan sepenuhnya, namun justru mendesak adanya “jeda kemanusiaan”.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga mengklaim bahwa Washington “berkomitmen untuk mencegah eskalasi apapun” dalam konflik ini.

Data PBB menunjukkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 8.800 orang sejak 7 Oktober, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak. Selain itu, sekitar 22.240 orang mengalami luka-luka.

Badan internasional tersebut juga mengutuk serangan udara yang dilakukan oleh IDF pada hari Rabu yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduk di Gaza utara, dengan alasan bahwa tindakan tersebut dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Di sisi lain, Israel tetap bersikeras bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” yang berada di dekat bangunan sipil dan bertindak berdasarkan informasi intelijen yang akurat.

(Artikel ini ditulis ulang dari CNBC Indonesia)