Sedang terjadi serangan Israel di kawasan Jalur Gaza dan Tepi Barat yang masih berlangsung hingga saat ini. Banyak korban yang jatuh dalam serangan Israel, seperti di kamp pengungsi Jabalia dan Nuseirat, serta rumah sakit di Gaza menjadi sasaran serangan. Tanda-tanda akan adanya gencatan senjata pun belum terlihat, dan prospeknya semakin suram.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), setidaknya ada 18.787 korban tewas, di antaranya sekitar 7.729 anak-anak dan 5.153 wanita per Senin (18/12/2023). Sementara korban luka-luka melebihi 50.897 orang, termasuk 8.663 anak-anak dan 6.327 perempuan.
di Tepi Barat, 301 orang tewas, termasuk 72 anak-anak dan lebih dari 3.365 luka-luka. Selain itu, terdapat 8.000 warga yang dilaporkan hilang di Gaza. Sementara jumlah korban di Israel, saat serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, berubah dari 1.400 menjadi 1.200 orang dengan luka-luka 8.730 orang. Selain itu, tentara yang tewas mencapai 448 orang.
Pasukan Israel juga melakukan serangan di kamp pengungsi Arroub di Tepi Barat yang diduduki, dengan beberapa pengungsi ditangkap. Setidaknya 35 warga Palestina, termasuk tiga wanita, telah ditangkap dalam penggerebekan semalam dan pagi hari di Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.
Selain itu, berdasarkan laporan dari kelompok bantuan, sistem air di Gaza telah runtuh total, yang menyebabkan kurangnya air dan sanitasi menjadi berbahaya seperti halnya pemboman Israel di Gaza. Hal ini juga telah memicu kelangkaan bahan bakar dan listrik di beberapa wilayah Gaza.
Mantan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengingatkan bahwa serangan sembarangan Israel berisiko memicu konflik selama 50 tahun lagi dan meradikalisasi generasi muda Muslim di seluruh dunia.
Dalam sebuah kritik yang jarang terjadi, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengecam Israel atas dugaan penembakan dua wanita di dalam gereja di Gaza selatan. Komentarnya muncul setelah Patriarkat Latin Yerusalem mengatakan bahwa seorang ibu dan putrinya ditembak dan dibunuh di kompleks Paroki Keluarga Kudus.
Israel dikritik karena menerapkan kelaparan sebagai senjata dalam perang, yang menurut Human Right Watch merupakan kejahatan perang. mereka juga menuduh Israel sengaja menghalangi pengiriman air, makanan, dan bahan bakar ke Gaza.
Itu adalah situasi terkait Gaza, Tepi Barat, dan sekitarnya. Isu ini sedang terus berlangsung dan menjadi perhatian internasional. Semoga perdamaian segera dapat terwujud di kawasan tersebut.