Ramalan Ekonomi RI Tahun 2024 Menurut IMF, Bank Dunia, dan OECD

by -161 Views

Tantangan ekonomi global pada tahun 2024 tidak akan semakin mudah, termasuk bagi Indonesia. Menurut berbagai lembaga internasional, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan melemah dibandingkan dengan tahun 2023, meskipun ketahanan ekonomi Indonesia diperkirakan masih bisa terjaga.

Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia (WB), dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) telah menerbitkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia pada tahun 2024.

Menurut proyeksi IMF, pertumbuhan ekonomi global diprediksi hanya akan mencapai 2,4%, turun dari proyeksi pertumbuhan pada tahun 2023 sebesar 3%. OECD memperkirakan pertumbuhan sebesar 2,7%, turun dari 2,9% tahun sebelumnya, dan Bank Dunia memperkirakan sebesar 2,4% dari 2,1% pada tahun 2023.

Faktor-faktor risiko yang menurunkan laju pertumbuhan ekonomi global tersebut didasari oleh kondisi melemahnya ekonomi China sebagai penggerak ekonomi Asia, penurunan harga komoditas yang mempengaruhi kinerja ekspor sejumlah negara, serta krisis pangan dan ketegangan politik global.

Menteri Keuangan Sri Mulyani juga melihat permasalahan yang sama dan menyatakan bahwa tekanan ekonomi global masih akan sangat besar pada tahun 2024 dipengaruhi oleh terus memanasnya tensi geopolitik di berbagai belahan dunia.

Meskipun demikian, tiga lembaga internasional tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan stabil, meski tidak akan mengalami kenaikan pertumbuhan di atas 5% seperti tahun-tahun sebelumnya.

IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 5%, sama seperti perkiraan tahun sebelumnya. Bank Dunia menurunkan sedikit proyeksi pertumbuhannya untuk Indonesia dari proyeksi sebelumnya sebesar 5% menjadi 4,9%, sementara OECD menaikkan proyeksinya dari 4,9% menjadi 5,2%.

Salah satu motor pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lesu pada tahun ini adalah ekspor, yang dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas yang telah melonjak pada tahun 2022 dan 2023. Namun, IMF mencatat bahwa faktor yang mendorong terjaganya pertumbuhan ekonomi Indonesia didasarkan pada asumsi kebijakan fiskal dan moneter di Indonesia.

IMF menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia didasarkan pada kebijakan pemerintah yang mempertahankan kebijakan fiskal yang netral, disertai dengan kebijakan pajak, reformasi administrasi yang moderat, realisasi belanja negara, dan peningkatan belanja modal secara bertahap dalam jangka menengah.

Bank Dunia juga melihat bahwa konsumsi swasta akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024, sementara OECD menilai prospek pertumbuhan tetap stabil karena kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik, inflasi yang lebih rendah, dan perbaikan sentimen investor yang akan mendukung konsumsi dan investasi.